Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Usainya "Bulan Madu" Mahasiswa Internasional di Australia

6 Oktober 2020   12:47 Diperbarui: 7 Oktober 2020   10:39 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
China banyak menyumbang mahasiswa internasional di Australia (Photo: Reuters via todayonline.com)

Sebelum terjadinya pandemi Covid-19, Australia tercatat sebagai salah satu tujuan belajar terfavorit bagi mahasiswa kawasan Asia. Alasannya kualitas pendidikan mendunia, tuition fee, dan biaya hidup yang relatif bersaing jika dibandingkan dengan menempuh pendidikan di negara lain seperti AS dan beberapa negara di Eropa.

Keuntungan yang dimiliki Australia inilah yang membuat negara ini mendapatkan pendapatan yang luar biasa dari mahasiswa internasional yang menempuh pendidikan di Australia. 

Jumlah mahasiswa internasional di Australia yang sedang booming membuat penerimaan devisa dari sektor pendidikan ini menjadi salah satu penerimaan dari 5 besar sumber penerimaan utama negara kangguru ini.

Haluan Politik dan Rasisme
Namun tampaknya kombinasi antara pandemi, sikap politik pemerintah, dan juga sikap sebagian masyarakat Australia berdampak pada kehancuran pada apa yang telah selama ini dibangun dengan susah payah dan berdampak besar terhadap penurunan jumlah mahasiswa internasional secara drastis.

Sebagai gambaran jumlah pelamar visa student periode Januari sampai dengan Juli hanya mencapai 72.397 visa yaitu menurun sebanyak 40% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Penurunan ini semakin drastis ketika Australia mengumumkan lockdown di bulan April 2020 lalu. Sehingga di bulan Juni misalnya jumlah pelamar visa hanya sebanyak 4.062 visa saja dibandingkan dengan periode yang sama yang mencapai sekiar 30.000 visa.

Menurunnya jumlah mahasiswa internasional ini tidak lepas dari sikap politik Perdana Menteri Australia yang secara terbuka mengambil sikap berlayar dalam satu perahu dengan Amerika dan beberapa negara di Eropa dalam upaya melakukan penyelidikan terhadap Cina terkait sumber virus Covid-19 dan apabila terbukti akan meminta tanggung jawab Cina dari segi kerugian materil.

Sikap pemerintah Australia inilah yang memicu ketegangan baru antara Cina dan Australia di samping perang dagang yang selama ini terjadi antara Cina dan Amerika dimana Australia juga mengambil sikap sehaluan dengan Amerika.

Dalam dunia pendidikan sikap politik Australia yang memusuhi Cina ini memang sangat vital, karena jumlah mahasiswa asing terbesar di Australia itu berasal dari Cina.

Hal ini diperparah dengan sikap sebagian masyakat Australia yang menunjukkan sikap rasisme yang terbuka pada orang yang berwajah Asia karena dianggap sebagai biang kerok penyebaran virus Covid-19.

Jadi tidak heran sudah banyak kekerasan yang terjadi yang menimpa mahasiswa asing di tempat umum mulai dari ucapan kasar sampai dengan tindakan fisik. Sebagian besar abuse di tempat umum karena rasisme ini menimpa mahasiswa Cina yang menempati urutan pertama dalam hal jumlah mahasiswa Internasional di Australia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun