Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Trump Tabuh Genderang Perang Lawan Twitter, Bagaimana Akhirnya?

29 Mei 2020   11:07 Diperbarui: 29 Mei 2020   11:15 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak kalangan yangberpendapat bahwa Trump dan Twitter dua sahabat yang saling membutuhkan.  Bagaimana tidak kiprah Trump selama ini di Twitter  sangat intensif. Cuitan Trump selalu ditunggu tunggu bnayak pihak termasuk media sosial  terkait kabar terbaru dari kebijakan yang diambilnya termasuk serangan terhadap lawan politiknya. Bagi twitter cuitan Trump juga sangat penting dan prestigius karena follower Trump mencapai 8 juta an.

Sejak Trump menjadi presiden pakem  lama gedung putih dalam menyampaikan kebijakannya melalui konferensi press sudah sangat jarang dilakukan oleh Trump.  Di awal pemerintahannya konferensi press masih sering dilakukan , namun seletah terjadi "gesekan" dengan pihak media massa termasuk dengan kantor berita raksasa CNN, kini Trump jarang sekali melakukannya.

Trump lebih memilih menggunakan cuitannya di Twitter dalam mengkomunikasikan kebijakannya karena Trump menganggap memiliki kekebasan terhadap apa yang ingin disampaikannya.

Namun tampaknya bulan madu ini akan segera berakhir. Perseteruan Trump dan Twitter diawali ketika 2 cuitan Presiden Trump mendapat peringatan dari Twitter dengan diberi label "fact-check label"

Cuitan Trump "There is no way (zero) that mail-in ballots will be anything less than substantially fraudulent." dinilai Twitter tidak memiliki bukti sehingga diberi label "check-fact".

Trump menganggap bahwa pelabelan 2 cuitan nya di twtter dengan  "add fact-check labels" oleh Twitter memiliki  motif politik tertentu yang merugikannya.

Sebenarnya Twitter pada saat yang hampir bersamaan juga melakukan lebel  "get the facts about Covid-19" pada dua cuitan juru bicara pemerintah Tiongkok terkait isu bahwa virus Korona berasal dari Amerika.

Pada saat yang hampir bersamaan Trump juga memposting dengan isi yang sama ke Facebook namun  tidak mendapatkan peringatan dari Facebook.

Trump menuduh Twitter melakukan sensor dan melanggar asas kebebasan berpendapat dan juga ikut bermain dalam pemilu mendatang dengan lebih berpihak pada lawan politiknya..

Tidak hanya sampai disitu saja , hari ini Trump akhirnya merealisasikan ancamannya  dengan mengeluarkan Executive Order yang secara eksplisit dimaknai mentargetkan Twitter.

Ketidak harmonisan hubungan Trump dengan media massa memang sudah lama terjadi.  Trump menuduh media massa banyak menyebarkan berita Hoax terkait diri dan kebijakannya.  Terkait dengan Twitter yang memberi peringatan khsus pada 2 cuitannya Trump menuduh Twitter melakukan sensor dan melanggar azas kebebasan berpendapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun