Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dunia Sedang Memasuki Era New Cold War

22 Mei 2020   16:26 Diperbarui: 22 Mei 2020   17:04 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika dulu dunia pernah mengenal apa yang dinamakan perang dingin (cold war) yang hampir saja memicu perang dunia ketiga yang beradu kekuatan senjata nuklir,  kini nampaknya timbul ketegangan baru yang disebut dengan perang dingin baru, yaitu perang ideologi  yang melibatkan unsur biologis dalam hal ini virus korona.

Di bawah komando Presiden Trump, mulai dihembuskan bahwa pandemi korona ini  tanggungjawabnya harus ditimpakan pada Tiongkok, karena keteledoran Tiongkok lah dunia kini dunia kalang kabut menangani pandemi korona dan menyebabkan perekonomian dunia mulai menunjukkan tanda tanda kelumpuhan.

Tuduhan tidak hanya sampai disitu saja namun juga mengkaitkan WHO sebagai "boneka" Tiongkok.  Sementara itu Tiongkok secara terbuka sudah berkali kali membantah hal ini termasuk kemungkinan kebocoran virus ini dari laboratorium penelian. Bahkan Amerika mengancam akan keluar dari keanggotaan WHO dan tidak akan berkontribusi  dana ke WHO.

Bahkan negara negara Eropa dan Australia juga  mulai menggalang kekuatan untuk melakukan penyelidikan akan  asal usul virus dengan tujuan menuntut kerugian pada Tiongkok akibat dampak merebaknya virus korona yang menghantam dunia kesehatan dan perekonomian mereka.

Gerakan solidaritas politik politik baru  ini dapat saja disebut sebagai era "New Cold War" karena tengah menimbulkan ketegangan baru yang dapat saja mengganggu situasi politik global.

Sampai saat ini memang belum dapat dibuktikan bahwa virus korona yang menyebar saat ini merupakan kesalahan rekayasa laboratorium.  Bahkan beberapa hasi penelitian yang sudah dipublikasi termasuk dari WHO menunjukkan bahwa virus korona ini terjadi secara alami melalui mekanisme mutasi.

Gonjang ganjing dan saling tuduh terkait asal usul virus korona memang  menarik untuk dibahas.   Walaupun masih belum ada bukti yang menyakinkan Amerika bersikukuh bahwa virus korona menyebar karena kesalahan Tiongkok karena ketidak hati hatian  sehingga virus keluar dari laboratorium dan menjadi momok bagi dunia.

Tuduhan kemungkinan bahwa penyakit berbahaya keluar dari laboratorium dan menyebabkan kematian memang bukan rahasia lagi karena kesalahan sekecil apapun di laboratorium dapat saja menyebabkan musibah besar.

Amerika walaupun dilengkapi dengan fasilitas laboratorium dan sistem keamanan laboratorum yang sangat memadai  sekalipun memiliki pengalaman buruk terkait kejadian lepasnya penyakit dari laboratorium.

Sebut saja  di tahun 2014 pihak berwenang Amerika Food and Drug Administration menemukan 6 tahung yang berisi biang penyakit cacar  air yang ditaruh secara sembarangan di laboratorium tanpa pengaman yang memadai.   Penyimpanan penyakit menular ini seharusnya di laboratorium khusus dengan  tingkat kemanan tinggi, yaitu minimal laboratorium bio sekuriti level 2.

Tidak hanya sampai di situ  saja pada  tahun 2014, pihak  Centers for Disease Control and Prevention secara tidak sengaja mengirim spora penyakit  anthrax ke tiga laboratorium yang tidak memadai untuk mengamankan anthrax yang berbahanya ini.  Kejadian ini diperkirakan telah membuat para peneliti terekspos bakteri berbahaya dan mematikan ini, namun tidak diberitakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun