Setelah pernah meledak di tahun 2002 lalu di Tiongkok dengan  korban jiwa 774 orang dengan jumlah 8.098 orang penderita virus korona yang mengakibatkan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), kini kekhawatiran dunia akan kembalinya virus korona dengan jenis lain semakin nyata.
Saat virus korona yang mengakibatkan SARS ini mewabah Indonesia pun tidak luput menjadi zona penyebaran virus yang mematikan ini. Pada saat terjadinya wabah di tahun 2002 lalu jumlah korban jiwa di seluruh dunia mencapai 800 orang dan menimbulkan kepanikan yang luar biasa.
Saat ini pemerintah Tionkok telah mengkonfirmasi bahwa terdapat 60 kasus terkait serangan virus korona jenis baru ini, namun badan kesehatan dunia memperkirakan jumlahnya dalam waktu singkat telah mencapai lebih 1.700 orang di petengahan Januari 2020 ini.
Hal yang lebih memprihatinkan adalah sudah ada 2 korban jiwa akibat serangan virus ini yang ditandai dengan masalah dalam saluran pernafasan di kota Wuhan pada bulan  Desember lalu.
Wuhan memang merupakan salah satu titik lalu lintas penumpang dan perdagangan dunia. Sebagai gambaran bandara internasional Wuhan melayani 3.400 penerbangan internasional setiap harinya.
Hal lain yang mengkhawatirkan adalah semakin dekatnya liburan tahun baru Imlek  yang diperkirakan akan terjadi i perpindahan orang dalam jumlah besar.Â
Diperkiratkan di Tiongkok saja akan ada sebanyak 440 juta orang akan mudik dengan menggunakan kereta api dan 79 juta orang  menggunakan pesawat.
Potensi meledaknya wabah wirus korona jenis baru yang menyerang saluran pernafasan ini  memang sangat nyata, sehingga berbagai negara kini dalam keadaan siaga mencegah penyebaran virus ini.
Sebagai contoh bandara di Singapura, Hongkong, San Francisco, Los Sngeles dan New York telah melakukan screening khususnya untuk penumpang yang datang dari Wuhan dan Tiongkok.
Di samping itu Taiwan, Korea Selatan, jepang, Australia, Malaysia juga sudah mulai pemperketat pencegahan masuknya virus ini.
Dua kasus serangan virus korona ini sudah dideteksi di Thailand dan  satu kasus di Jepang.  Jadi jika tidak diantisipasi dengan baik bukan tidak mungkin dalam waktu dekat virus ini akan masuk Ke Indonesia.
