Rasanya hampir sebagian besar kita mengenal dan penah menggunakan baterai lithium-ion yang telah mengubah gaya hidup kita. Gaya hidup keseharian kita seperti bekerja, belajar, mendengarkan musik telah berubah total dengan adanya penemuan baterai ini.
Dengan teknologi baterai lithium-ion ini memungkinkan sumber energi yang dikemas dalam sebuah  baterai lithium-ion dapat dibawa kemana mana karena dimensinya yang kecil dan ringan.  Tidak hanya sampai disitu saja jenis baterai ini sangat bertenaga dan dapat diisi ulang dengan mudah.
Di samping itu baterai lithium-ion juga dapat berfungsi untuk menyimpan energi terbarukan dari energi surya dan tenaga angin.
Penggunaan baterai lithium-ion ini memang sangat luas mulai dari mobile phone, laptop sampai pada mobil listrik yang ramah lingkungan.
Kisah Penemuan
Ketika dunia menghadapi krisis minyak di era tahun 1970 an, Stanley Whittingham yang berusia 77 tahun menekuni dan mengembangkan teknologi penghasil energi yang tidak lagi tergantung pada energi fosil.
Stanley Whittingham saat ini tercatat berkarya di Binghamton University di  Vestal di Amerika.
Ketekunannya membuahkan hasil dengan ditemukannya titanium disulphide yang merupakan materi kaya energi.  Dia selanjutnya menggunakan materi temuannya ini menjadi terminal  positif atau yang dikenal sebagai katode baterai lithium.
Baterai lithium versi awal ini memang hanya menghasilkan 2 volt saja namun penggunaan lithium membuat baterai ini  berpotensi untuk dikembangkan menjadi baterai yang betenaga besar.
Selanjutnya dia membuat anoda dari metal  lithium sebagai terminal negatif  baterai.  Melalui penemuan nya ini dihasilkan pelepasan elektron yang memungkinkan langkah penemuan selanjutnya yaitu baterai lithium-ion.
Ilmuwan Amerika lainnya yang bernama John B. Goodenough  yang kini berusia 97 tahun selanjutnya memperbaiki katoda yang diciptakan oleh Whittingham dengan mengganti sulphida dengan metal oksida.Â