Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Percakapan di Executive Lounge

1 September 2019   17:19 Diperbarui: 1 September 2019   19:10 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: keilhauer.com

Percakapan yang sangat menarik ini mulai terdengar di Bus Damri dari Bogor menuju Jakarta.  Ada dua orang pria dewasa berbicara cukup keras sehingga telinga nakal ini mau tidak mau nguping juga.

Percakapan berkisar tentang rencana perjalanan kedua pria ini dengan rombongannya ke Jayapura dalam rangka mengevaluasi suatu pekerjaan.  Salah satu diantaranya (tampak sangat senior) menceritakan rencana evaluasi yang tertunda akibat belum cocoknya waktu bersama untuk mengevaluasi.

Dari topik pembicaraan dapat diduga pria ini bekerja di salah satu institusi pemerintah dan perjalanannya merupakan bagian dari tugas kantornya.

Percakapan kedua pria ini terus melebar untuk merencanakan keberangkatannya ke salah satu kota di Malaysia sebagai bagian dari rencana studi banding di negara Jiran tersebut.

Hal yang cukup menakjubkan adalah perjalanan berikutnya ke negeri jiran tersebut akan dilakukan pada minggu yang sama dengan perjalanan ke Jayapura.  Artinya tampaknya perjalanan seperti ini baik di dalam negeri maupun yang ke luar negeri sudah merupakan pekerjaan rutin ASN ini.

Telinga dan mata nakal ini kembali beraksi di Executive Lounge salah satu penerbangan ternama. 

Percakapan umumnya juga berkisar terkait rencana perjalanan ke daerah daerah yang terkait dengan proyek program kementerian.

Hal ini disimpulkan dari topik pembicaraan terkait siapa yang akan menjemput setibanya di wilayah tujuan dan rencana yang akan dilakukan.

Dari pendengaran percakapan dan juga identitas baik di pakaian maupun di name tags tampak jelas sekali di  Executive Lounge ini banyak dijumpai ASN alias pegawai negeri.

Demikian juga ketika mengantri mau masuk ke pesawat banyak ASN yang mengantri di jalur khusus untuk bagi penumpang yang sering berpergian (kategori gold dan platinum). Hal yang  cukup menakjubkan adalah banyak diantara mereka ini tampak masih muda. Konon katanya ada diantara pemegang kartu bergengsi ini statusnya belum diangkat menjadi ASN.

Pikiran ini  otomatis membayangkan berapa banyak ASN yang melakukan perjalanan dinas dalam setahun dan berapa kali perjalanan yang telah ditempuh.  Agar dapat menikmati  fasilitas executive lounge paling tidak penumpang harus memiliki kartu platinum atau menggunakan kelas bisnis.

Artinya kalau memiliki kartu platinum paling tidak sudah sekitar 50 kali melakukan perjalanan dengan pesawat perusahaan tertentu dalam kurun waktu tertentu pula. 

Pikiran liar ini terus berputar kalau seseorang  melakukan penerbangan lebih dari 50 kali dalam kurun waktu tertentu maka dapat dihitung berapa anggaran yang harus dialokasikan  untuk membeli tiket, akomodasi dan honorarium perjalanan tersebut.  Jika jumlah ini selanjutnya dikalikan dengan jumlah pelaku perjalanan dinas ASN se Indonesia, maka dapat dibayangkan betapa besarnya anggarannya.

Dari hasil pengamatan ternyata  keluhan harga tiket yang mahal ternyata   berpengaruh pada jumlah penumpang dari kalangan ASN karena relatif selalu penuh terutama pada jalur penerbangan populer  tertentu.  Bahkan jika tidak cepat memesan tiket maka akan kehabisan seat saat peak time, peak day dan peak season.

Tampaknya rencana pemerintah untuk mengencangkan ikat pinggang dengan cara mengurangi anggaran perjalanan dinas ini tidaklah mulus karena perjalanan dinas ini hampir sudah menjadi "tradisi" yang berdampak besar  pada pergerakan perekonomian termasuk didalamnya jasa pernerbangan dan pejalanan lainnya, hotel, tempat perbelanjaan dan jasa lainnya.

Pembaca tentunya masih ingat terkait dengan larangan mengadakan rapat di hotel hotel yang pernah dilakukan namun gagal karena mendapat keluhan yang sangat serius dari pihak penyedia jasa perhotelan.

Demikian juga imbauan untuk menyediakan snack dan makanan sederhanya sebagai konsumsi rapat juga hanya berjalan sebentar.

Perjalanan dinas memang merupakan suatu fenomena unik di kalangan ASN dan berdampak besar pada berbagai sektor. Sudah dapat dipastikan jika hal ini dukurangi maka pihak akan berpengaruh besar terhadap pihak terkait yang selama ini mendapatkan manfaat dari anggaran perjalanan  dinas ini.

Perjalanan dinas bak buah simalakama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun