Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Korban Pebudakan Seks Raih Hadiah Nobel Perdamaian

5 Oktober 2018   19:37 Diperbarui: 6 Oktober 2018   11:45 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nadia Murad, salah satu pemenang hadiah nobel perdamaian tahun 2018. Photo: The Straits Times

Nadia Murad memang masih muda, namun di usianya yang saat ini 25 tahun telah mengalami trauma yang luar biasa akibat perlakukan di luar kemanusiaan yang dilakukan oleh ISIS.

Nadia yang berasal dari suku Yazidi di Iraq  menjadi target budak sex oleh ISIS.  Suku Yazidi yang ada di wilayah Irak Utara memang menjadi target penghancuran ISIS dan sebagian besar  anak perempuan dan wanita mudanya dijadikan  budak sex.

Kisah Nadia bermula ketika dia  ditangkap, dipukuli dan diperkosa oleh anggota ISIS.  Nadia selama 3 bulan mengalami trauma luar biasa karena menjadi budak sex yang diperjual belikan beberapa kali.  Nadia tidak saja mengalami siksaan sexual, namun juga siksaan fisik selama menjadi tawanan ISIS.

Pada bulan Nopember 2014 Nadia berhasil melarikan diri dari cengkeraman ISIS dan selanjutnya menjadi aktivis yang giat  menyuarakan penghentian perdagangan manusia.  Nadia meminta dunia agar bersikap lebih keras untuk mengatasi masalah pemerkosaan yang digunakan sebagai senjata perang  di wilayah konflik.

Kisah tragis yang menimpa Nadia Murad menjadi berita dunia ketika pada tahun 2016 lalu dia diwawancarai oleh station TV ABC dan menceritakan kisah tragis yang dialaminya sebagai budak sex.

Ceria Nadia membuka mata dunia terhadap apa yang terjadi di daerah konflik yang melibatkan ISIS, sekaligus menggerakkan dunia untuk menyelamatkan anak perempuan dan gadis yang juga bernasib sama dengan dirinya.

Saat mendapatkan anugerah the Vaclav Havel Human Rights Prize by the Council of Europe pada tahun 2016 lalu Nadia menyuarakan agar pelaku kejahatan sexual yang dilakukan oleh ISIS dibawa ke pengadilan internasional untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Aktivitasnya yang secara konsisten menyuarakan nasib dan hak korban pemerkosaan, budak sex serta praktek perdagangan manusia membuat dirinya dianugerahi uleh PBB the First goodwill ambassador for survivors of human pada tahun 2017.

Bersama dengan Nadia Murad hadiah Nobel Perdamaian tahun 2018 ini juga diberikan kepada Dr Denis Mukwege yang merupakan seorang ahli kandungan yang telah memberikan pelayanan kesehatan bagi  ribuan korban pemerkosaan

Pada tahun ini terdapat sebanyak 331 individu dan organisasi yang dinominasikan untuk mendapatkan penghargaan bergengsi Hadiah Nobel Perdamaian, namun Nadia Murad dan Dr Denis Mukwege berhasil memenangkannya.

Saat pengumuman pemenang hadiah Nobel Perdamaian hari ini di Oslo mereka berdua dianggap telah melakukan hal yang sangat luar biasa untuk mengakhiri penggunaan kejahatan sexual sebagai senjata perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun