Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Meluruskan Mitos Susu Kecoa

13 Juni 2018   15:47 Diperbarui: 13 Juni 2018   16:07 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecoa Pasific (Diploptera punctata) menghasilkan cairan melalui dinding kantungnya untuk memberi makan anaknya. Photo:. Flickr: Arthur Chapman

Kantung yang dimiliki oleh kecoa pacific ini dapat menampung 9-12 embrio kecoa. Untuk memberi makan anak anaknya inilah induk kecoa mengeluarkan cairan melalui dinding kantong.  Cairan yang dikeluarkan ini menurut hasil penelitian kaya akan lemak dan karbohidrat seperti halnya susu pada mamalia.

Sebenarnya tidak semua cairan yang dikeluarkan oleh induk melalui dinding kantung dikonsumsi oleh anak anaknya, sebagian dikonversi menjadi semacam kristal dengan ukuran kecil kecil. Kristal kecil cairan yang tidak dikonsumsi anak kecoa inilah yang sering disalah artikan sebagai  susu kecoa dan dipercaya sebagai superfood.

Pada tahun 2016 tim peneliti internasional dari India, Jepang, Amerika dan Perancis sudah mempublikasikan hasil penelitiannya di the International Union of Crystallographers Journal terkait susu kecoa ini.

Tim peneliti ini sudah dengan seksama "mengintip" apa yang terjadi pada anak kecoa yang berada di dalam kantung ini. Dalam publikasi mereka menamakan kristal tersebut dengan istilah "crystalline cockroach-milk proteins"

Kristal cair (dalam lingkaran) yang disalah artikan sebagai susu kecoa. Photo: Journals.iucr.org
Kristal cair (dalam lingkaran) yang disalah artikan sebagai susu kecoa. Photo: Journals.iucr.org

Jadi tampaknya salah kaprah tentang susu kecoa ini bermula  pada kata "susu" yang digunakan oleh  para peneliti tersebut  sebagai istilah untuk menamakan kristal cairan yang dikeluarkan induk kecoa. Kecoa secara fisik tidak memilki ambing seperti mamalia sehingga tentunya tidak  menghasilkan susu. Sebagai gambaran saja untuk mencapatkan 100 ml kristal cair kecoa  ini diperlukan sebanyak 1.000 induk kecoa.

Dalam publikasi ilmiah para peneliti meneliti lebih lanjut komposisi gizi cairan ini.  Mereka menemukan bahwa 20% dari berat kering cairan ini adalah lemak, sehingga tentunya sangat tinggi kalorinya.

Mungkin dari segi energi inilah salah kaprah bermula sehingga orang percaya bahwa susu kecoa adalah superfood karena kandungan lemaknya  4 kali dari susu sapi.

Namun sayangnya sampai saat ini belum ada bukti penelitian ilmiah yang mendukung bahwa susu kecoa adalah superfood karena belum pernah ada percobaan yang langsung memberikan susu kecoa pada manusia dan melihat dampaknya bagi  kesehatan.

Terkait rasa susu kecoa selezat susu sapi juga tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat yang mendukungnya dan lebih mengarah pada rumor.

Konon munculnya gambaran tentang rasa susu kecoa  seperti susu sapi  yang selanjutnya disalah artikan oleh media bermula dari seorang ahli biokimia yang diwawancarai stasiun radio kampus US National Public Radio yang pernah mencicipi rasa kristal ini dan menyatakannya "tasted like pretty much nothing".

Sebenarnya ada kaidah umum yang dapat kita pakai dalam menyikapi sesuatu yang bombastis terkait dengan superfood, yaitu gunakanlah akal sehat.  Apalagi tubuh kita tidak memerlukan super food, karena gizi yang diperlukan oleh tubuh kita  adalah pada level optimal dan seimbang bukan pada level maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun