Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Ketenaran Menjadi Petaka bagi Satwa Liar

14 April 2018   09:45 Diperbarui: 14 April 2018   18:51 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak jaman purba manusia kehidupan manusia memang sangat erat hubungannya dengan binatang.  Sebagian dari binatang ini diburu untuk dimanfaatkan dagingnya agar manusia dapat bertahan  hidup.

Ketika manusia memasuki kehidupan modernnya, manusia tetap saja akrab dengan satwa liar namun dalam bentuk lain. 

Permintaan yang tinggi, salah kaprah akan khasiat bagian tubuh satwa, tekanan ekonomi dll membuat satwa liar tertentu diburu secara tidak terkendali untuk diperdagangkan.

Studi menunjukkan bahwa publikasi besar besaran satwa karismatik ini di berbagai media justru kelak akan menjadi petaka tersendiri bagi satwa liar ini yang akan berdampak pada penurunan populasinya.

Satwa liar yang dipublikasikan keberadaannya ini memang membuat satwa ini menjadi terkenal, namun akibatnya semakin membuat penasaran orang untuk memilikinya dan memanfaatkannya secara illegal.

Sebagai dampak dari ulah manusia kini 10 satwa karismatik masuk dalam daftar  International Union for the Conservation of Nature (IUCN) Red List yang mengidikasikan bahwa jika tidak dilakukan langkah drastis untuk melindungi dan mengembangkannya maka ke dapan satwa liar  tersebut akan punah.

Kesepuluh satwa karismatik tersebut adalah :

Harimau

Populasi harimau saat ini diperkirakan hanya mencapai 7% saja dari jumlah populasi harimau saat mencapai puncaknya dulu. 

Dari jumlah yang semakin sedikit ini 3 sub spesiesnya yaitu harimau Bali  (P. tigris balica), harimau Jawa (P. t. sondaica) dan harimau Caspia (P. t. virgata) statusnya dikategorikan sudah lanka.  Satu lagi sub spesies harimau yang dinamakan harimau Tiongkok Selatan (P. t. amoyensis) statusnya sedang menuju kelangkaan.

Singa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun