Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jakarta Bisa Alami Kelangkaan Air Minum Tahun 2030

12 Februari 2018   18:01 Diperbarui: 12 Februari 2018   21:36 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengeboran dan penyedotan air tanah ilegal menajdikan Jakarta rawan banjir dan kekurangan air minum. Photo:s3.reutersmedia.net

Hasil penelitian yang dilakukan oleh PPB dan World Bank yang dituangkan dalam laporannya yang baru saja dipublikasikan dengan  judul  The United Nations World Water Development Report menunjukkan bahwa permintaan global akan air minum dunia akan jauh melebihi ketersediaan air. Defisit air minum ini akan mencapai 40% pada tahun 2030 mendatang.

Hasil survei yang dilakukan pada 500 kota terbesar dunia pada tahun 2014 mengindikasikan satu dari 4 kota di dunia akan mengalami kelangkaan air minum.

Kekurangan air minum ini akan semakin memburuk akibat pengaruh perubahan iklim, aktivitas manusia, pertumbuhan populasi, kekurangan sumber air bawah tanah yang terjadi di kota kota besar dunia. Dari 11 negara yang diprediksi akan kehabisan air minum, Jakarta masuk di dalamnya. 

Posisi Jakarta yang  masuk dalam kelompok kota dunia dunia yang akan kehabisan air minum pada tahun 2030 mendatang ini disebabkan karena 40% wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut. Luas wilayah Jakarta yang berada di bawah permukaan laut akan semakin bertambah seiring dengan semakin bertambahnya penduduk kota ini yang menyedot air permukaan bawah tanah.

Permasalahan kekurangan air minum di Jakarta berdasarkan laporan ini memang sangat mengkhawatirkan karena 50% dari penduduk 10 juta penduduk Jakarta mendapatkan airnya dari perusahaan air minum dan  penggalian sumur illegal. Hal ini diperburuk dengan semakin meluasnya permukaan tanah yang ditutupi aspal dan  beton sehingga air hujan tidak banyak yang terserap ke dalam tanah.

Mexico City menempati posisi pertama sebagai kota yang diprediksi akan kehabisan air minum. Kota dengan jumlah penduduk 21 juta jiwa ini memang saat ini sudah mengalami kesulitan memperoleh air minum di mana air minum hanya tersedia dan mengalir hanya dalam beberapa jam saja dalam seharinya.

Di samping menghadapi masalah pendauran ulang air minum, Mexico City juga mengalami masalah kehilangan air minum mencapai  40% akibat instalasi pipa air minumnya mengalami kebocoran.

Kota berikutnya yang yang akan mengalami kekurangan air minum adalah San Paulo. Krisis air di San Paulo sudah mulai terjadi sejak tahun 2015 lalu ketika kota ini persediaan air nya hanya mencapai 4% dari kapasistas maksimumnya.  Saat krisis air minum terjadi banyak truk pengangkut air dijarah.  Disamping itu air minum  hanya mengalir beberapa jam saja setiap 2 minggu.  Bahkan pada bulan Januari 2017 lalu persediaan air minum kota ini hanya mencapai 15% saja dari kebutuhan.

Permasalahan polusi membuat kota Beijing masuk dalam kelompok kota di dunia yang akan mengalami krisis air minum. Polusi ini mengkontaminasi air minum sejak tahun 1997 lalu, sehingga pada tahun 2014 lalu kota yang berpenduduk 20 juta ini hanya dapat menyediakan 145 meter kubik air saja per orangnya.

Tiongkok yang merupakan tempat tinggal dari 20% penduduk dunia ini hanya memiliki 7% air bersih dunia saja.

Kekurangan air minum ini juga akan menimpa Cairo karena 97% dari  kebutuhan air Mesir berasal dari sungai Nil yang mengalami peningkatan kontaminasi akibat limbah pertanian dan rumah tangga yang tidak diolah dibuang langsung ke sungai ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun