Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kebijakan Satu Anak dan Fenomena Bujang Lapuk yang Melanda Tiongkok

12 Januari 2018   11:33 Diperbarui: 13 Januari 2018   19:36 3371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemuda Tiongkok yang mendapatkan istri dari Indonesia. Photo: Al Jazeera, i.ytimg.com

Fenomena yang tidak biasa terjadi ini membuat banyak bujang lapuk dan juga keluarganya mengambil langkah ekstrim yaitu berburu calon istri ke luar negeri seperti misalnya dari Vietnam, Myanmar, Laos dan juga Indonesia.

Pencarian istri di luar negeri ini juga sering kali berujung pada masalah karena umumnya melalui calo.  Calon istri pada umumnya diiming-imingi bahwa calon suaminya adalah orang terpandang dan kaya di Tiongkok.  Padahal banyak diantara bujang lapuk ini adalah pemuda biasa.

Akibatnya banyak istri yang berasal dari luar negeri ini setelah kawin dan menetap di Tiongkok sangat kecewa dengan kondisi yang sebenarnya dan sulit kembali ke negara asalnya. 

Mencari istri dari luar negeri bukanlah cara satu satunya yang ditempuh oleh para bujang lapuk ini.  Cara lain yang lebih ekstrim adalah menculik ataupun membeli calon istri baik dari wilayah di Tiongkok maupun dari luar negeri. Data empiris juga menunjukkan bahwa angka penculikan perempuan baik yang belum kawin maupun sudah kawin mulai meningkat.  Pihak berwenang Tiongkok pun sudah mulai menyelidiki dan mengambil tindakan.

Perempuan yang diculik ini selanjutnya dibawa ke wilayah pedesaan yang terpencil untuk dijual dan dikawinkan di sana.  Perlindungan dan penjagaan ketat pihak terkait di wilayah terpencil ini membuat kasus penculikan ini sulit untuk diungkap.

Hal yang paling menarik adalah penculikan wanita yang sudah menikah untuk dikawinkan lagi.  Dalam kasus yang menimpa seorang suami yang perekonomiannya termasuk lumayan dimana istrinya diculik ketika dia sedang bekerja. Dalam kasus ini tidak ada satu barangpun yang hilang dan juga tanda-tanda kekerasan yang terjadi. Namun istrinya lenyap seperti ditelan bumi.

Suami ini sangat yakin bahwa istrinya diculik dan dibawa ke wilayah terpencil untuk dikawinkan lagi.  Memang kejadian seperti ini sangat ironis dan memprihatinkan karena mereka sudah memiliki dua anak perempuan yang masih kecil.  Disamping itu tentunya kasus yang menimpa suami ini diyakini bukanlah kasus satu satunya.

Motif utama penculikan ini umumnya adalah masalah uang.  Di mana para perantara mendapatkan uang dari usaha illegal ini.  Selain itu, uang yang diberikan kepada keluarga perempuan pada saat perkawinan terkadang menjadi motif tersendiri bagi keluarga untuk mengawinkan kembali anak perempuannya.

Kejadian hilangnya perempuan dan istri ini membuat banyak kalangan menjadi prihatin dan mengambil langkah komunal mengingat langkah pihak berwenang sering kali tidak membuahkan hasil. Kelompok komunal ini disamping menggunakan fasilitas internet mereka juga menggunakan jejaring lain seperti jejaring sopir taksi, angkutan umum dll untuk melacak dan mengantisipasi upaya penculikan.

Kartu Perempuan Hilang merupakan salah satu cara melacak perempuan yang hilang. Sumber : Al Jazeera, bc05.ajmn.me
Kartu Perempuan Hilang merupakan salah satu cara melacak perempuan yang hilang. Sumber : Al Jazeera, bc05.ajmn.me
Salah satu cara yang cukup unik adalah memodifikasi kartu remi dengan mengganti gambarnya menjadi gambar perempuan yang hilang.  Di bawah photo tersebut dituliskan informasi umum dan sejarah hilangnya.

Kartu ini selanjutnya disebar dan dipegang oleh masyarakat. Jika suatu saat mereka menemukan orang tersebut maka mereka dapat melaporkan ke kelompok komunal ini seperti yang tertera dalam kartu.  Mengingat jenis kartu juga akan memudahkan orang mengingat wajah perempuan yang hilang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun