Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Benarkah Dolly Domba Kloning Sel Somatik Pertama Dunia Mengalami Osteoarthritis?

27 November 2017   12:03 Diperbarui: 27 November 2017   13:34 4946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelahiran domba Dolly yang merupakan hasil kloning sel somatik pertama di dunia menghebohkan dunia ilmu pengetahuan.Photo: Paul Clements/AP

Dunia ilmu pengetahuan heboh ketika pada tahun 1996 domba hasil kloning sel somatik pertama dunia berhasil dilahirkan dalam keadaan normal dan hidup sampai usia 6,5 tahun.

Sebelum kelahiran domba Dolly, secara teoritis kloning dengan menggunakan sel somatik dianggap tidak mungkin dilakukan, karena sel somatik memang dalam keadaan diploid dan sudah memiliki memori.

Artinya jika sel somatik (sel tubuh) yang ada dalam keadaan diploid (2n) jika rusak dan mengalami regenerasi akan tumbuh menjadi sel yang memiliki fungsi sama dengan sel aslinya.

Dalam proses kloning domba Dolly, para ilmuwan menggunakan sel diploid yang diambil dari ambing domba. Selanjutnya dengan menggunakan kejutan listrik, sel yang sudah memiliki memori sebagai sel ambing ini kehilangan memorinya dan berubah fungsinya sebagaimana  sel seperti ketika terjadi pembuahan yaitu ketika sel spema bertemu dengan sel telur dan berkembang menjadi zygote.

Domba Dolly bersma 3 anak betinanya Lucy, Darcy dan Cotton. Photo: The Roslin Institute, The University of Edinburgh.
Domba Dolly bersma 3 anak betinanya Lucy, Darcy dan Cotton. Photo: The Roslin Institute, The University of Edinburgh.
Kelahiran domba Dolly memang menandai era baru kloning individu yang semakin berkembang sampai saat ini terutama untuk tujuan medis. Namun dalam perkembangannya domba Dolly yang  mati pada usia yang relatif muda ini  disebutkan sebelum mati mengalami osteoarthritis.

Secara teoritis dugaan bahwa domba Dolly mengalami osteoarthritis memang masuk akal, karena sel yang digunakan sebagai bahan kloning merupakan sel dari domba dewasa yang sudah masuk fase dewasa dan mulai mengalami awal penuaan.

Anggapan domba Dolly mengalami penyakit osteoarthritis memang menjadi isu penting dalam dunia kloning, karena jika hal ini memang benar tejadi maka akan menjadi kendala yang cukup besar bagi individu hasil kloning dalam hidupnya karena akan mengalami masalah dalam hal kesehatan.

Menurut catatan domba Dolly disuntik mati diusianya 6,5 tahun setelah mengalami tanda tanda percepatan penuaan termasuk adanya gejala osteoarthritis.

Pada tahun 2001 domba Dolly memang mulai tampak pincang ketika berjalan dan saat itu didiagnosa mengalami osteoarthritis berdasarkan hasil analisa X-ray persendiannya dan diberi pengobatan anti inflammatory.

Sayangnya rekam medis berupa hasil X-ray persendian domba Dolly sudah hilang dan tidak dapat dipelajari kembali kasusnya. Namun untungnya kerangka domba bersejarah ini berhasil diawetkan dan disimpan sampai sekarang.

Dengan menggunakan X-ray para peneliti dari University of Sydney, University of Nottingham dan the University of Glasgow kembali melakukan pengamatan pada tulang domba Dolly dan juga domba hasil kloning lainnya untuk melihat apakah memang ada tanda tanda osteoarthritis pada domba hasil kloning seperti yang diduga sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun