Sebelum Kapten Cook mendarat di wilayah timur, sekitar pantai Sydney, Australia, bangsa Portugis telah terlebih dulu mendarat di pantai Barat Australia. Namun, tandusnya wilayah Barat Australia membuat tim ekspedisi Portugis tidak tertarik untuk tinggal dan menetap di sana. Tim ekspedisi Portugis ini memilih melanjutkan perjalannya terus ke utara menuju wilayah kepulauan Maluku untuk melanjutkan misinya menemukan sumber rempah rempah.
Rempah rempah saat itu memang merupakan produk yang snagt berharga dan bergengsi di kalangan para aristokrat di Eropa dan digolongkan sebagai bahan yang eksotik dan hanya kalangan atas saja yang mampu membeli dan mengkonsumsinya.
Dalam kurun waktu yang hampir bersamaan tim ekspedisi lainnya dari Eropa yang dimotori oleh Kapten Cook mendarat di wilayah Timur di sekitar Sydney yang merupakan daerah subur di Australia. Selanjutnya sejarah mencatat keputusan mereka untuk tinggal dan mengklaim Australia sebagai bagian dari koloni kerajaan Inggris.
Sejarah mencatat juga bahwa jauh hari sebelum ekspedisi bangsa Eropa untuk mencari tanah baru dan rempah rempah, Suku Bugis sudah lama berinteraksi dengan kaum Aborigin Australia. (sumber).
Menurut catatan sejarah, Suku Bugis lah yang pertama kali berinteraksi dengan suku Aborigin Australia dan mentranfer kearifan lokalnya berupa teknologi kelautan, sehingga kaum Aborigin memiliki kemampuan membuat perahu sederhana dan melaut untuk mencari ikan. Pada saat itu di bagian utara benua Australia terdapat kampung Bugis.
Tidak hanya sampai disitu saja islam masuk pertama kalinya melalui suku Bugis ini, sehingga sejarah mencatat bahwa azan pertama kali berkumandang di benua Australia karena adanya interaksi suku Bugis dan Aborigin ini (sumber).
Suku Bugis dapat digolongkan sebagai diplomat sejati, mereka berinteraksi bukan untuk menjajah melainkan memberikan manfaat bagi orang Aborigin. Bahkan sejarah juga mencacat bahwa beberapa kali orang Aborigin di bawa ke wilayah Sulawesi Selatan untuk melihat perkembangan teknologi kebaharian dan budaya yang sangat maju saat itu.
Dari hasil penelitian arkeologi dan sejarah penyebaran manusia dengan teknologi DNA mutakhir, terbukti bahwa kaum "Aborigin Australia Tengah" (catatan : disebut dengan "robust aborigines" yang merupakan asal usul penyebaran kaum Aborigin lainnya di Australia)juga memiliki hubungan kekerabatan genetik yang sangat erat dengan manusia di daerah Sangiran yang dikenal sebagai manusia Jawa Kuno.
Bahkan hasil penelitian juga mencatat bahwa nenerk moyang orang Aborigin dan orang Papua meninggalkan Afrika pada saat yang hampir bersamaan yaitu sekitar 72 ribu tahun yang lalu dan mencapai benua yang saat itu dinamakan "Sahul" (Catatan : saat itu pulau Irian dan benua Australia masih menjadi satu daratan) (sumber).
Walaupun masih dalam perdebatan, penemuan manusia kerdil Flores diyakini sebagai titik evolusi baru. Banyak ilmuwan menyakini bahwa asal usul kaum Aborigin Australia itu berasal dari pulau Jawa dan penyebarannya terjadi sebelum Ice Age ketika pulau Jawa dan benua Australia dulunya masih menjadi satu daratan.