Kemampuan orang hutan membuat payung dari dedaunan merupakan hasil proses belajar. Photo University of Stockholm, Johan Lind/N.
Berbicara tentang kecerdasan binatang, Â memang masih mengundang kontroversi sekaligus perdebatan panjang. Â Banyak kalangan yang beranggapan bahwa kecerdasan yang dimiliki oleh binatang yang dicerminkan melalui tingkah lakunya tersebut semata mata hanya merupakan insting yang diwariskan secara turun menurun.
Namun dengan mengamati tingkah laku binatang, kita tentunya akan dibuat  kagum sekaligus bertanya tanya dari mana sebenarnya kecerdasan  yang diperlihatkannya itu?
Menggunakan batu untuk memecah kerang. Photo: media.mnn.com
Sebagai contoh tingkah lalu orang utan  yang dapat membuat payung dari dedaunan yang berfungsi seperti halnya payung untuk menghindari kepalanya basah memang sangat mengagumkan.
Menggunakan ranting dan rumput kering untuk memancing semut. Photo: i.dailymail.co.uk
Binatang juga dapat menggunakan peralatan untuk membuka kerang sebelum memakannya.  Ada lagi baboon dan  monyet yang memiliki keahlian mencuri makanan yang dibawa turis.  Belum lagi ada  tikus yang dapat menempuh jalur rumit untuk mendapatkan makanannya. Masih banyak lagi tingkah laku komplek yang diperlihatkan binatang yang membuat kita kagum.
Menggunakan ranting untuk meraikmakanan. Photo: cdn.phys.org
Para peneliti dari Stockholm University dan Brooklyn College baru baru ini berhasil mengungkap tingkah laku binatang, proses belajar, serta tingkat  kecerdasan binatang yang selama ini menjadi bahan perdebatan. Hasil penelitian ini dipublikasikan di Royal Society Open Science tanggal 30 November lalu.
Para peneliti ini berhasil mengungkap fakta yang  menunjukkan bahwa binatang ternyata juga memiliki harapan dalam hidup.  Tidak hanya sampai disitu saja binatang juga dapat memiliki sistim kontrol terhadap dirinya
Dari mana datangnya kecerdasan tersebut?
Ketertarikan manusia terhadap kecerdasan binatang ini memang sudah lama.  Pada tahun 1970 telah diketahui bahwa tingkah laku yang diperlihatkan oleh binatang  dan diduga  dipengaruhi oleh faktor genetik.Â
Binatang ternyata dapat mengoptimalkan pilihannya dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang menguntungkan baginya.
menggunakan ranting untuk menggaruk bagian tubuh yang gatal. Photo: i.guim.co.uk
Selama ini banyak kalangan yang mengasumsikan bahwa tingkah laku binatang hanya merupakan sebatas insting yang diwariskan secara turun menurun, walaupun pada kenyataannya binatang memiliki kemampuan untuk mempelajari sesuatu yang berujung pada sesuatu yang menguntungkan bagi dirinya.
Temuan terbaru menunjukkan bahwa tingkah laku yang diperlihatkan oleh binatang ternyata merupakan hasil dari proses belajar.  Hal ini berarti bahwa binatang tidak hanya belajar dan mengingat dari bagian ujung dari rangkaian  tingkah laku yang diperlihatkannya, namun binatang ternyata dapat belajar dan mengingat seluruh rangkaian  tingkah laku terutama yang berujung pada reward  yang memiliki nilai dan keuntungan baginya.
Jadi binatang dapat mempelajari seluruh tahapan yang harus dilaluinya untuk mendapatkan reward yang berharga baginya.  Binatang harus belajar untuk  dapat memiliki keahlian tertentu agar dapat bertahan hidup di alam.  Hasil proses belajar inilah yang akan mengoptimalkan efektivitas tingkah lakunya.
Anjing ini memiliki kemampuan untuk melacak produk pertanian yang dibawa penumpang di bandara di Australia. Sumber: http: www.abc.net.au
Anjing penggembala domba sedang beraksi. Sumber: retrieverman.files.wordpress.com
Perpaduan antara faktor genetik dan kemampuan belajar ini membuat manusia dapat memanfaatkan binatang sebagai sahabat sekaligus tenaga ahli yang terkadang kemampuannya tidak dimiliki oleh manusia.  Sebagai contoh anjing pelacak kejahatan, bom, narkoba, produk pertanian, level gula darah,  terapi mental serta anjing penggembala ternak yang kemampuannya sangat berguna ini  merupakan hasil proses belajar yang panjang.
Hal yang paling menarik adalah walaupun memiliki kemampuan belajar ternyata binatang pada akhirnya tetap memiliki kemampuan yang berbeda besa.