Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jejak DNA Manusia Purba Pada Orang Papua dan Maluku

27 Oktober 2016   09:30 Diperbarui: 27 Oktober 2016   10:26 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Melanesia memiliki DNA langka selain Neandertal dan Desinovan. Sumber: www.dailymail.co.uk

Sebelum kita menelisik lebih dalam keragaman manusia ada baiknya mengenal terlebih dulu dua spesies manusia yang banyak mendominasi ras manusia modern yang ada saat ini, yaitu Neanderthal dan Denisovan.  Dua spesies utama yang sampai saat ini ditemukan jejaknya oleh para arkeolog dan ahli  genetik merupakan dua spesies yang memigrasi keluar dari Afrika.

Spesies Neanderthal diperkirakan meninggalkan benua Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu dan selanjutnya tinggal dan menyebar di wilayah Eropa dan Asia Barat. Sedangkan Denisovan jejaknya baru ditemukan pada tahun 2008  ketika ditemukan potongan gigi dan tulang seorang gadis muda di sebuah gua di Seberia diperkirakan berumur 40.000 tahun.

Gigi masunia purba Denisovan yang diperkirakan berusia 40.000 tahun. Photo: Thilo Parg
Gigi masunia purba Denisovan yang diperkirakan berusia 40.000 tahun. Photo: Thilo Parg
Hasil analisa DNA  tulang gadis tersebut  menunjukkan bahwa sangat unik sehingga walaupun masih berkerabat dengan Neanderthal, temuan ini digolongkan sebagai spesies tersendiri.

Munculnya kelompok manusia purba ketiga

Hal yang paling menarik adalah adanya overlap dari genome antara Denisovan dengan manusia modern yang saat ini menghuni Asia Timur dan orang pasifik yang saat ini tinggal Papua  dan kepulauan pasifik lainnya.  Temuan terbaru inilah membuka peluang keberadaan spesies manusia ketiga.

Temuan yang spektakuler ini dilakukan oleh para peneliti yang tergabung dalam the American Society of Human Genetics di Kanada yang menganalisis keberadaan DNA langka yang ada pada manusia modern.

Tengkorak Neanderthal yang diperkirakan berusia 300.000 tahun. Sumber: Shutterstock
Tengkorak Neanderthal yang diperkirakan berusia 300.000 tahun. Sumber: Shutterstock
Munculnya hipotesis kelompok (Catatan: belum disepakati sebagai suatu spesies) manusia ketiga ini didasarkan atas temuan jejak DNA manusia purba yang sangat langka yang masih ada pada manusia modern yang berbeda dengan DNA Neanderthal dan Denisovan. 

Temuan terbaru ini menunjukkan bahwa sejarah manusia modern tidaklah sesederhana seperti yang disepakati selama ini yaitu  hanya berasal dari perkawinan campuran antara Neanderthal dan  Denisovan namun adanya unsur lain yang berperan, yaitu keberadaan DNA langka pada kelompok orang pasifik yang selama ini belum dikenal banyak oleh para ahli genetik.

Jejak Neanderthal dan Denisovan pada manusia modern

Hasil analisis keberadaan DNA manusia purba Neanderthal dan Denisovan pada manusia modern sangat menarik untuk dianalisa.

Bangsa Eropa dan juga China  masih memiliki sekitar 2,6% DNA Neanderthal, namun demikian bangsa Eropa ternyata tidak memiliki jejak nenek moyang Denisovan.  Sedangkan orang China memiliki DNA Denisovan yang sangat kecil, yaitu hanya 0,1% saja.

Hal yang paling menarik dari hasil penelitian ini adalah ternyata manusia modern yang saat ini menghuni Vanuatu, kepulauan  Solomon, Fiji, Papua New Guinea, New Caledonia, Papua, dan kepulauan Maluku memiliki  2,7% DNA Neanderthal dan hanya 1,1% DNA Denisovan.

Berdasarkan jejak DNA manusia purba dan komposisinya yang ada pada kelompok orang yang tinggal di wilayah pasifik saat ini,   termasuk Papua Barat dan Maluku, ternyata kelompok ini memiliki jejak DNA kelompok manusia purba yang sangat unik di dalam tubuhnya. 

Oleh sebab itu,  diduga telah terjadi perkawinan antara nenek moyang orang Malanesia dengan kelompok ketiga manusia purba ini, sehingga komposisi DNA nya sangat unik  dan berbeda dengan komposisi DNA manusia modern lainnya di dunia.

Temuan terbaru ini menunjukkan adanya  kelompok manusia purba ketiga selain Neanderthal dan Denisovan  yang tidak berasal dari Afrika.  Dalam perjalannya terjadi percampuran melalui perkawianan dengan Neanderthal dan Denisovan.

Temuan ini diperkuat dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh  the University of Cambridge yang menunjukkan bahwa nenek moyang orang Papua dan Aborigin meninggalkan Afrika sekitar 72.000 tahun lalu dan mulai terpisah sekitar 58.000 tahun yang lalu. 

Dalam perjalanan migrasinya mereka akhirnya sampai di  supercontinent yang dinamakan Sahul yang saat itu merupakan gabungan benua Australia, Tasmania dan  Papua. Dalam perjalanan migrasi inilah kedua kelompok ini akhirnya memiliki DNA Neanderthal, Denisovan serta DNA kelompok ketiga yang sangat langka.

Keunikan adanya jejak DNA manusia purba kelompok ketika yang ada pada orang Papua dan Maluku tentu saja merupakan keragaman genetik yang menjadi suku suku di Indonesia sangat unik.

Tentunya kita semua akan menunggu penelitian lanjutan yang dapat menjelaskan asal usul kelompok manusia purba ketiga ini, bagaimana cara hidupnya, di wilayah mana sumbernya, bagaimana bentuk fisiknya dll. 

Semua pertanyaan yang sangat menggelitik ini akan dapat dijawab ketika suatu saat nanti para arkeolog berhasil menemukan fosil purba kelompok ketiga ini.

Rujukan : Satu, Dua,Tiga, Empat, Lima, Enam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun