Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Suhu Politik Malaysia Mamanas

9 April 2015   06:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:21 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption=" Mahatir dan Najib yang bersebrangan pandangan. Photo: http://www.thestar.com.my"][/caption]

“Jika UMNO ingin tetap eksis, maka harus ada pergantian Perdana menteri.PM Nadjib harus mengundurkan diri”.Ucapan ini kembali keluar dari mantan Perdana Menteri Malaysia Dr. Mahathir, yang kini telah berusia 89 tahun.

Ucapan ini menjadi sangat penting dan berarti karena dilontarkan pada saat Malaysia mengalami permasalahan dalam bidang ekonomi. Sebagai satu satunya negera net exporter minyak ekonomi, Malaysia saat ini tengah dihantam jatuhnya harga minyak.Dalam kurun waktu 8 bulan saja nilai ringgit terdapat dolar turun sebanyak 18%dan pasar bursa menurun sebanyak 15%.

Bukan hanya kali ini saja Dr. Mahathir bersuara keras. Sebelum PM Najib berkuasa, Dr. Mahatir pun juga memegang peran sentral dalam “memaksa” mantan PM Abdullah Badawi mengundurkan diri dari jabatannya sebgai Perdana Menteri Malaysia.

Sebagai catatan Dr. Mahathir merupakan tokoh kunci partai UMNO yang berkuasa setelah Malaysia mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1959.Dr. Mahathir banyak mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak karena pengunduran dirinya secara sukarela sebagai Perdana Menteri untuk memberikan kesempatan pada generasi berikutnya untuk berkuasa.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa hubungan antara Dr. Mahathir dengan PM Najib sebagai pengganti PM Abdullah Badawi mengalami titik nadir ketika PM Najib memenjarakan tokoh oposisi Anwar Ibrahim karena dianggap sebagai lawan politik yang sangat membahayakan.

Ada dua isu terkait PM Najib yang diangkat oleh Dr. Mahathir, yaitu pertama tentangpermintaannya kepada kepolisian Malaysia untuk melakukan penyelidikan terhadap Malaysia Development Investment Fund yang merupakan proyek ambisius pemerintah yang meninggalkan hutang sebesar $16M.Kedua adalah permintaannya untuk mebuka kembali kasus pembuhuhan Altantuya Shaariibu seoraang penterjemah Mongolia pada tahun 2006 yang terlibat dalam proyek kapal selam Perancis yang nilainya mencapai milyaran dollar.

Tahun lalu dua pengawal pribadi PM Najib dan Menteri pertahanan dinyatakan telibatdan dinyatakan bersalah.Salah satu tersangkanya adalah Sirul Azhar Umar yang terbang ke Sydney Australia sehari sebelum pengadilan Malaysia membacakan putusannya. Dr. Mahathir mempertanyakan siapa yang membocorkan keputusan pengadilan ini sehingga Sirul meninggalkan Malaysia sebelum keputusan pengadilan?

Tekanan Dr. Mahathir kepada PM Abdullah Badawi pada sebelum dan sesudah pemilu tahun 2008 berakibat fatal karena UMNO sebagai partai berkuasa mengalami kehilangan banyak kursi di semenanjung Malaysia.

Situasi politik Malaysia kini kian memanas.Tekanan internal dan eksternal membuat PM Najib harus melakukan kalkulasi politiknya secara cermat.Bukan tidak mungkin kombinasi faktor ekonomi, faktor Anwar Ibrahim dan serangan terbuka Dr. Mahatir tidak saja membuatnya kehilangan kursi Perdana Menteri melainkan juga UMNO akan kehilangan dominasi dan pamornya.

Sumber: The Australian

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun