Mohon tunggu...
Muhamad Fahrurozi
Muhamad Fahrurozi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya Mahasiswa Ilmu Komunikasi "A" angkatan '12 Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Runtuhnya Mentalitas Bangsa Indonesia

7 Oktober 2013   22:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:51 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13811606281398068678

Indonesia bukan sebuah negara yang baru lahir, sudah lebih dari 68 tahun lalu negara kita merdeka. Dengan mengambil kesempatan kekosongan kepemimpinan yang sebelumnya dipegang pemerintah jepang. Karena Hiroshima dan Nagasaki di bom Amerika Serikat, Jepang kembali ke negaranya dan sibuk mengurusi negaranya dan Indonesia berhasil menyatakan diri menjadi negara yang merdeka. Tapi, apakah negara kita lahir prematur? Lahir tidak pada waktunya? Itu yang perlu dijawab oleh kita sendiri.

Indonesia, sebuah negara dengan berbagai macam budaya, agama, bahasa daerah dan ras. Namun, semua itu bisa disatukan dengan pancasila. Sebuah ideologi bangsa yang mengikat semua warga negara Indonesia tanpa terkecuali yang sebenarnya tidak semua warga negara Indonesia paham dan mengerti tentang masyarakat sendiri. Lebih mengejutkan lagi saat seseorang cucu dari pendiri bangsa Indonesia sendiri tidak hafal yang namanya Pancasila. Saya sendiri bingung harus marah atau sedih melihat kejadian itu.

Padahal para pahlawan tanpa jasa susah payah merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dengan jiwa raga mereka. Tapi, sekarang kita yang sudah merasakan nyamannya kemerdekaan malah terlena dan tidak pernah bergerak “menuju pintu kemerdekaan” (kutipan teks proklamasi).

Bangsa kita seakaan lupa dengan semangat yang selalu dikobarkan bung Tomo untuk menyemangati para pahlawan agar tidak menyerah. Semangat itu lenyap ditelan waktu yang semakin membuat Indonesia tidur manis di tanah dengan berjuta kelebihan dan keindahan yang disebut “Tanah Surga” dan menjadikan kita lupa akan tantang zaman yang semakin mengerikan ini.

Anak muda yang katanya “harapan bangsa” malah semakin rusak dengan banyaknya budaya-budaya dari luar yang sangat tidak sesuai dengan budaya kita yang luhur. Seperti mengonsumsi Narkoba, mabuk-mabukan, free sex, gaya yang westernisasi, tidak cinta produk dalam negeri dan masih banyak lagi contoh semakin terpuruknya bangsa Indonesia.

Mental anak-anak muda zaman sekarang sudah dilemahkan oleh banyaknya kemudahan yang mereka dapat tanpa harus bekerja keras untuk mendapatkannya. Semua serba instan, padahal inti kehidupan adalah prosesnya, bukan hasilnya. Karena hidup ini butuh yang namanya proses, semua harus melewati sebuah proses kehidupan yang menjadikan kita semakin kuat menghadapi tantangan kehidupan yang semakin berat.

Dalam industri musik juga mulai dimasuki dengan “cara kotor” yang meruntuhkan mentalitas anak muda zaman sekarang. Sebagai contoh sederhana, ada fenomena buruk di negara kita, terutama generasi muda saat ini. mereka suka sekali mendengarkan lagu-lagu dengan syair dan nada cengeng. Padahal di era Harmoko, bahkan Bung Karno juga, lagu-lagu cengeng sempat dilarang, apalagi yang datangnya dari Malaysia (tentu tidak semua!). Entah setan apa yang merasuk ke generasi muda kita, hingga “racun-racun” itu kembali diputarkan. Secara ilmiah, mendengarkan lagu-lagu “loyo” tersebut dapat mengurangi produksi hormone serotonin dalam otak kita, sehingga mengakibatkan diri kita menjadi sedih dan membuat kita depresi. Akibatnya hidup menjadi tidak bersemangat, gampang letih, lesu, loyo. Jadi hati-hati dengan lagu yang Anda dengarkan! (dikutip dari buku National Best Seller “The Power Of Kepepet” karya Jaya Setiabudi).

Mungkin masalah ini sangat sederhana, tapi kalau masalah ini tidak segera diselesaikan (misalnya melarang pemutaran lagu “mellow” yang berlebihan), anak muda zaman sekarang akan benar-benar kehilangan semangat para leluhur mereka yang (kata orang) tidak pernah habis walaupun mereka sudah tiada.

Jadi, mulai sekarang kurangilah mendengarkan lagu-lagu “mellow” atau sad song karena kitalah yang akan merubah bangsa Indonesia ini menjadi apa. Menjadi “macan Asia” atau “kucing Asia”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun