Mohon tunggu...
Roza Oktama
Roza Oktama Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Peta

Anjing yang dibesarkan taringnya sendiri. Fan of Jarjit Singh.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sebatang Hari | Seri: Dariku (2)

20 Desember 2018   08:38 Diperbarui: 20 Desember 2018   08:43 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hari yang berat, sedikit dari sekian banyak hal yang direncanakan tak berhasil mencapai harapan. Nila setitik, rusak susu sebelanga.

Entah harapannya terlalu tinggi, atau langkahnya yang gagap.

Menepi aku, badai terlalu kuat, takut karam.

Kunyalakan sebatang, di tengah ruang terbuka yang ramai dan penuh asap.

Kutata sepi bagiku sendiri, rasa lelah seperti menyambar-nyambar bahu. Terpikir bahwa di tengah perjalanan panjang, kadang memang butuh rehat, tarik nafas sebentar.

Kusesap perlahan, sesaat kuhembus habis.

Sebenarnya, sebatang ini sedari dulu tak pernah enak.

Pahit, getir, sesak, dan perih adalah rasa yang mutlak ada. Memang ada aroma aneh yang kadang merupa harum, tapi tak seberapa.

"Lantas apa yang membuat sebatang ini banyak penikmat?" Tanyaku.

Nampaknya semua berawal dari rasa penasaran, bersama embel-embel cita rasa dibawanya kita ke dalam ruang yang di dalamnya penuh pengakuan bahwa kita berdiri di kaki sendiri.

"Berarti hanya pengakuan?" Rasa ingin tahu mulai mekar, memburu jawaban.

Tidak, rasa sesak dan sakit pun bagi banyak orang adalah candu.

"Terdengar menyedihkan dan mengerikan." Aku menimpali jawaban dengan kesimpulan sendiri.

Tidak, tentu tidak.

Sebatang ini tak pernah terlalu lama untuk habis. Sebatang sudah habis, sebelum perhatian dan iba mampir.

Sebatangku pun habis. Pahit, getir, sesak, dan perih di dada siap diadu dengan tajamnya dunia nyata.

Seri "Dariku" nomer dua hadir. Tulisan ala buku harian ini masih bisa mengalir. Mudah-mudahan bisa berlanjut nomer-nomer berikutnya. Semoga bisa dinikmati.

Hatur nuhun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun