Mohon tunggu...
Royyan Mursyidan
Royyan Mursyidan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Awas! Bahaya Perilaku Sedentari Penyebab Obesitas di Masa Pandemi

27 November 2021   14:00 Diperbarui: 27 November 2021   14:01 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi obesitas, Sumber: Bru-nO, Pixabay 

Menjaga kesehatan tubuh menjadi hal yang sangat penting bagi setiap orang, terutama di masa pandemi seperti saat ini dimana kondisi tubuh yang sehat sangat diperlukan guna mencegah terinfeksi oleh virus COVID-19. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar, di antaranya yang paling mudah adalah berolahraga. Namun, kondisi di masa pandemi menyebabkan aktivitas di luar rumah menjadi terbatas dan dalam beberapa kesempatan bahkan mengharuskan masyarakat untuk tetap diam di dalam rumah masing-masing untuk melakukan karantina mandiri dalam waktu yang cukup lama. Hal ini membuat sebagian orang yang tidak biasa untuk berolahraga sendiri di dalam rumah menjadi tidak termotivasi untuk melakukan olahraga secara mandiri sehingga dapat memicu munculnya perilaku sedentari. Lalu, apakah yang dimaksud dengan perilaku sedentari? Apa efek samping yang dapat muncul ketika seseorang memiliki perilaku sedentari? Simak penjelasan berikut ini.

Seseorang disebut memiliki perilaku sedentari ketika dalam kesehariannya sangat jarang bahkan tidak pernah sama sekali melakukan aktivitas fisik dalam waktu yang lama. Perilaku sedentari dapat terjadi pada siapa saja mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai lansia. Perilaku sedentari menjadi permasalahan yang tidak dapat diabaikan di masa Pandemi COVID-19 terutama bagi mereka yang berada di usia remaja. Hal ini disebabkan karena perilaku sedentari dapat memperlambat proses metabolisme sehingga meningkatkan risiko berat badan bertambah dan menjadi obesitas. Remaja yang memiliki obesitas jika dibiarkan akan menyebabkan munculnya penyakit tidak menular di kemudian hari yang dapat menyebabkan kematian.

Penyebab Perilaku Sedentari

Perilaku sedentari dapat muncul ketika seseorang dalam kesehariannya tidak melakukan aktivitas fisik dalam waktu yang lama. Terdapat banyak faktor yang membuat seseorang kurang dalam melakukan aktivitas fisik. Yang paling dekat, kebiasaan keluarga di rumah yang pada kesehariannya hanya menonton televisi dan bermain gadget di ruangan masing-masing menjadi salah satu faktor seseorang mengalami perilaku sedentari. Selain itu, tuntutan pekerjaan yang mengharuskan karyawan untuk duduk dalam waktu yang lama juga dapat membuat seseorang memiliki perilaku sedentari. Pada kasus usia remaja, sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama Pandemi COVID-19 juga dapat membuat remaja memiliki perilaku sedentari.

Sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No. 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Penyebaran COVID-19, semua sekolah diwajibkan untuk menggunakan sistem PJJ. Diberlakukannya sistem PJJ ini menyebabkan remaja menjadi harus duduk di depan komputer dalam waktu yang lama. Ditambah lagi kondisi pandemi yang tidak memungkinkan bagi remaja untuk bermain di luar rumah membuat mereka hanya bisa berdiam diri di rumah setelah selesai melakukan kegiatan PJJ dan pada akhirnya membuat remaja memiliki perilaku sedentari.

Bahaya Akibat Perilaku Sedentari

Perilaku sedentari dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas, hal ini disebabkan karena sangat kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki perilaku sedentari sehingga menimbulkan timbunan lemak yang pada akhirnya menyebabkan kenaikan berat badan yang jika dibiarkan akan menyebabkan obesitas. Ditambah lagi dengan pola makan tidak teratur serta menu makan yang tidak seimbang membuat penimbunan lemak menjadi lebih cepat.

Kondisi obesitas jika tidak segera ditangani akan dapat menyebabkan penderitanya mengalami banyak penyakit tidak menular yang dapat berujung pada kematian. Penyakit tidak menular yang dapat muncul akibat obesitas di antaranya adalah hipertensi, kolesterol, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, dan stroke. Selain itu, seseorang dengan obesitas juga dapat mengalami gangguan mental berupa depresi, stres, dan kecemasan yang disebabkan karena berkurangnya kepercayaan diri di depan umum dan diskriminasi yang diterima akibat mengalami obesitas.

Penutup

Perilaku sedentari perlu ditangani sejak dini, karena jika perilaku sedentari sudah menjadi suatu kebiasaan maka akan sulit untuk memperbaikinya di usia dewasa dan sering kali sudah terlanjur menghasilkan efek samping pada kesehatan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku sedentari sejak usia muda adalah dengan memberikan edukasi pada remaja mengenai bahaya perilaku sedentari dan pentingnya olahraga teratur terutama selama masa pandemi COVID-19. Edukasi mengenai perilaku sedentari pada remaja sebaiknya dilakukan oleh pihak sekolah mengingat sekolah merupakan sumber utama edukasi dan memiliki pengaruh besar dalam tumbuh kembang perilaku remaja. Pihak sekolah dapat melakukan program penyuluhan promotif tentang pentingnya olahraga teratur pada remaja dan juga orangtua. Selain itu, orang tua di rumah juga harus membangun kebiasaan untuk berolahraga agar perilaku sedentari tidak menjadi kebiasaan di lingkungan rumah dan tidak terbawa oleh remaja hingga dewasa. Fasilitas kesehatan seperti Puskesmas juga perlu untuk menggencarkan edukasi kepada pasien dan masyarakat mengenai pentingnya olahraga secara teratur agar masyarakat terhindar dari perilaku sedentari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun