Mohon tunggu...
Otomotif

Solo dalam Sebuah Integrasi Transportasi

16 Juli 2018   13:30 Diperbarui: 16 Juli 2018   13:29 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Kota yang maju dan modern secara umum pasti memiliki sebuah sistem tata kota yang baik begitu juga dengan sistem transportasi massa yang nyaman dan juga ter integrasi antara satu dengan yang lain contohnya Bandara Internasional Kansai Jepang ada integrasi antara bandara, stasiun kereta, dan terminal bus sehingga bisa menekan biaya dan waktu. Hal ini juga sudah lazim ditemukan di negara maju seperti Belanda (Schipol Amsterdam), Amerika Serikat (Dallas Forth Worth) dll.  

Di Indonesia sudah diterapkan di Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan rute stasiun Sudirman Baru dan Batu Ceper. Didaerah lainnya Bandara Internasional Kualanamu Medan yang sudah lebih dulu beroperasi sejak tahun 2013, sehinga sistem multi akumoda yang terintegrasi tidak mustahil bisa dijalankan di kota kota di Indonesia dengan adanya komitmen yang kuat antara Pemerintah Daerah dan Pusat

 Sepinya Sky Bridge 

Kota Solo atau Surakarta sebagai kota yang sering dilewati ataupun dikunjungi oleh para wisatawan, pelaku bisnis maupun kepentingan yang lainnya dimana dari segi historis kota ini merupakan kota budaya, kota barometer politik sekaligus kota yang seringkali digunakan sebagai tuan rumah multi event skala nasional maupun Internasional seperti dalam hal pertunjukan seni, olahraga dll. 

Berdasarkan prediksi dari Dinas Perhubungan Kota Solo kurang lebih 8,1 juta data pemudik lebaran masuk kota Solo di tahun ini  walaupun mayoritasnya adalah pemakai jalur darat, namun melihat potensi besar dari jalur kereta maupun jalur udara semakin menambah keyakinan bahwa kota ini perlu memiliki moda transportasi yang terintegrasi antara satu dengan yang lain yang sudah mulai dirintis oleh pemerintah dengan dibangunnya sky bridge di terminal Tirtonadi.

Terminal Tirtonadi telah diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebagai terminal tipe A, dimana terminal dengan tipe ini merupakan terminal yang vital sekaligus strategis tidak hanya dalam hal melayani pengguna jasa bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) tetapi  melihat animo masyarakat terhadap keber sinambungan dalam hal transportasi menjadi tuntutan seperti contohnya penumpang sehabis naik bus penumpang bisa beralih melanjutkan perjalanan untuk naik kereta api, menyikapi hal tersebut maka dibangunlah sky bridge yang berfungsi untuk menghubungkan antara Terminal Tirtonadi dengan Stasiun Balapan. 

Proyek yang konon memelan biaya Rp 21,5 miliar ini  adalah sebuah jembatan layang untuk pejalan kaki dimana bisa memangkas jarak tempuh dari 1,3 km hanya menjadi 437 m dengan jarak tempuh hanya 15 menit dimana selama ini untuk menuju ke stasiun penumpang mengunakan moda angkot atau becak, disatu sisi pembangunan sky bridge semestinya membantu bagi penumpang yang hendak lansung memakai jasa kereta api karena menghemat waktu, namun dari kelemahnnya  masyarakat umum tidak bisa mengakses masuk sky bridge apabila mereka tidak memiliki tiket KA. 

Apakah pembangunan sky bridge ini efektif?  setelah hampir beroperasi satu tahun minat penumpang terlihat sepi menggunakan sky bridge tersebut dikarenakan jarak berjalan kaki yang dinilai masih terlalu jauh dan makin merebaknya transportasi online yang berbiaya terjangkau menjadi pilihan alternatif transportasi lain menuju ke Stasiun Solo Balapan.

Efektifkah Pembangunan jalur KA ke Bandara Adi Soemarmo 

Setelah penumpang diberikan fasilita sky bridge tahap selanjutnya pemerintah juga mencanankan integrasi dari Stasiun Solo Balapan menuju Bandara Adi Soemarmo dalam hal ini sudah dalam tahap pembangunan dan juga pembebasan lahan, ditargetkan awal tahun 2019 akan siap dioperasikan untuk melayani rute Solo-Jogja-Kuotarjo. Kementerian Perhubungan akan menjadikan Bandara Internasional Adi Soemarmo sebagai salah satu Bandara Hub di Jawa. 

Pesawat dari Indonesia barat maupun timur seperti Papua, Ambon, Manado, Medan, Padang dan lainnya yang akan menuju Jawa Tengah tidak perlu ke Jakarta, bisa langsung ke Solo, dengan peningkatan status tersebut Bandara mulai berbenah dalam hal ini PT Angkasa Pura selaku pengelola Bandara  berencana membangun satu lagi terminal dan perpanjangan landasan pacu yang bisa digunakan untuk pendaratan pesawat tipe besar jenis 777 yang bisa menampung lebih banyak penumpang terutama  untuk penumpang musim Haji dari Embarkasi Donohudan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun