Mohon tunggu...
rownda kagoya
rownda kagoya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demo Anarkis Oknum Pemuda Papua yang Dengar Sejarah dari Cerita

19 Desember 2018   20:35 Diperbarui: 19 Desember 2018   20:45 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungguh disayangkan segelintir pemuda harapan bangsa, putera daerah menyampaikan pendapat di muka umum melalui jalan illegal, anarkis dan provokatif. Bagaimana tidak demo untuk memperingati hari Trikora, tetapi mereka malah berbuat rusuh dan menganggap hari Trikora merupakan awal kejahatan militer Indonesia bagi masyarakat Papua.

Mereka tidak memahami sejarah Papua secara utuh, sejarah yang telah diakui dunia dan lembaga Internasional serta para tokoh sejarah dan leluhur Papua yang cinta kepada NKRI.

Para pemuda selama ini menutup diri dari keterbukaan sejarah nyata di Indonesia, mereka terkungkung oleh budaya dan kebiasaan untuk mudah menerima cerita tak benar dari sesama kawan yang selalu mengajak kepada perpecahan.

Para pemuda yang rata rata berusia 25-30 tahun ini tidak merasakan jaman perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan Belanda. Mereka mendengar cerita tak utuh  dari orang yang berniat menghancurkan Papua.

Tidak banyak orang Papua yang tahu bahwa saat anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) bersidang pada tanggal 14 Juli 1945, para founding fathers negara Indonesia itu telah menetapkan bahwa Papua juga menjadi wilayah Indonesia.

Dengan bukti sejarah tersebut, jelas adanya berbagai opini yang dibentuk oleh sekelompok orang yang berkeinginan agar Papua lepas dari NKRI, yang menamakan dirinya sebagai United Liberation Movement for West Papua (ULMWP),KNPB justru menunjukkan ketidaktahuan orang-orang tersebut tentang keterikatan sejarah Papua dengan Indonesia.

Opini ini sesungguhnya sengaja dibangun demi mengincar posisi politik maupun status sosial yang berpengaruh di kalangan rakyat Papua. Selama ini isu Papua selalu dijadikan "jualan" komoditas politik untuk oleh orang-orang tersebut untuk mendapatkan kedudukan politik dan sosial pribadi, bahkan tidak jarang digunakan untuk mendapatkan keuntungan finansial dari donasi asing.

Dengan semakin meningkatnya taraf pendidikan, rakyat Papua akan semakin menyadari bahwa mereka telah menjadi korban agitasi dan propaganda yang terus dibangun oleh kelompok ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun