Mohon tunggu...
Rovina Alisa Sasa
Rovina Alisa Sasa Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Care Assistant

Perempuan sipenikmat hujan dan malam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Mungkin Aku adalah Lilin

15 Desember 2022   17:50 Diperbarui: 21 Desember 2022   21:15 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malamku selalu indah ditemani sinar temaram lilin-lilin kecil.  (Sumber: pixabay.com/Patricio Hurtado)

Begitupun dengan yang terjadi pada api, dia ikut mati, meski hanya mati suri sampai ia menemukan kembali inang yang tepat untuk menyandarkan kehidupannya.

Masih adakah pihak lain yang belum diceritakan? Ya, masih.

Di antara api dan lilin, ternyata ada pihak ketiga yang luput untuk dikisahkan. Ia adalah angin, terkadang ia berfungsi untuk menjaga api agar tak padam, tapi ia juga berfungsi mematikan. 

Begitupun bagi lilin, terkadang angin menyelamatkannya kala lilin lelah bertugas, kala ia ingin memperpanjang umurnya tapi terkadang angin memperkosa lilin yang memadamkannya saat itu juga meski ia sedang menikmati hangatnya api. 

Lalu dimana posisi angin yang sebenarnya? Jawabannya ada dikeduanya, baik lilin maupun api. Bukan secara substansinya sebagai angin, namun makna dari angin itu sendiri.

Anggaplah angin itu seperti perasaan. Terkadang kita butuh berkompromi, butuh sebuah dialektika. Baik api dan lilin sebagai pribadi, atau interaksi antar keduanya. 

Api dan lilin, lilin dan api, sebuah entitas yang saling melengkapi sesungguhnya, namun kenapa harus berakhir dengan sebuah kenaasan?

“Mereka tak menghadirkan aku” ungkap angin menyesal setelah menyaksikan keduanya lenyap. 

“Mereka hanya memikirkan diri sendiri, api memikirkan dirinya sebagai api dan merasa paling berkuasa, merasa paling hebat sehingga layak untuk mendominasi lilin, sedangkan lilin juga tak beda jauh, ia merasa tugasnya disepelekan.

Lilin mengakui jika ia memang ditakdirkan untuk menjemput kematian itu sendiri, tapi itu sebuah tugas mulia yang ia emban, lilin itu suci, ia rela membakar tubuhnya untuk sebuah penerangan, namun lilin merasa terkhianati ketika api mengklaim bahwa dialah yang paling berjasa dari adanya penerangaan. 

Api sombong dan terlalu berbangga diri sehingga lilin merasa berat untuk meneruskan perjuangannya, walhasil lilin mati lebih cepat” gerutu angin kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun