Mohon tunggu...
Rumi Algar
Rumi Algar Mohon Tunggu... wiraswasta -

Male. Hard worker, Smart, Energik, Supel, Familiar, dan lain-lain. No. Contact Person : 0813 1286 7298 & 082312951990.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran serta manusia dan Aktivitas sosial dalam kehidupan sehari-hari

6 Januari 2013   13:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:27 4763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Peran serta manusia dan Aktivitas sosial dalam kehidupan sehari-hari[1]

“Hal terkecil yang bermakna jauh lebih berharga dalam hidup daripada hal terbesar tanpa makna”[i]. (Carl Gustav Jung)

Pada dasarnya berkembangan manusia merupakan pembagian baik secara fisik maupun non-fisik. Pembagian manusia secara fisik biasanya bisa kita lihat secara jasmaniah. Dimana manusia itu sendiri terdiri dari anggota tubuh dengan segala kelengkapan tubuh itu sendiri. Para peneliti lihat secara akademis atau secara intelektual merupakan aspek yang tidak dipisahkan satu sama lainnya. Kita melihat banyak anggota tubuh yang selalu menggerakkan semua gerakan-gerakan baik itu gerakan secara alamiah maupun gerakan secara spontanitas. Gerakan-gerakan tersebut merupakan pembagian secara teratur menurut kaidah-kaidah norma yang berlaku di keluarga, masyarakat,lingkungan sekitar, dan lain-lainnya.

Pada pembagian secara fisik ada yang namanya rangsangan atau impulsif. Yang berasala dari segala anggota tubuh yang ada. Segala bentuk impulsif bisa keluar dengan sendirinya dengan menggerakan anggota badan atau tubuh orang tersebut. Kita bisa lihat banyak sekali orang-orang yang ikut atau semangat mengikuti fitness. Supaya anggota tubuhnya terasa lebih teratur dengan membentuk tubuhnya supaya kelihatan atletis. Segala bentuk tubuh dengan segala fungsinya merupakan pembagian yang sangat jelas sekali mengingat bentuk tubuh menjadi kita hidup lebih teratur atau terarah sesuai dengan pemasukan kadar gizi yang sesuai dengan tubuh kita sendiri.

Saya melihat banyak orang yang fitness atau yang mengikutnya. Agar tubuhnya terasa lebih teratur. Tapi kebanyakan dari mereka melihat dari produktivitas dari kegiatan-kegiatan yang dapat mengelolah tubuh dengan sebaik mungkin. Jangan sampai tubuh itu kurang menarik atau tidak punya daya tarik tersendiri. Pada umumnya anggota tubuh sudah terbentuk dari Anak kecil sampai orang dewasa. Tetapi pada prosesnya atau perjalanannya seringkali berubah haluan. Karena berbagai macam kondisi atau lingkungan yang mereka tempati. Pengaruh-pengaruh tersebut sudah timbul dalam dirinya. Supaya mereka diterima didalam lingkungan sekitarnya. masih banyak cara untuk memperkuat proses tumbuh hingga dewasa. Bisanya ukuran tubuh seseorang seperti Tinggi Badan, Berat Badan, atau Bentuk Tubuh. Bisa kita tingkatkan sedemikian rupa agar bentuk kita menjadi ideal atau atletis menurut kita atau orang-orang yang ada disekitar kita.

Seperti bentuk tubuh juga sama dengan yang namanya pendidikan yang ada baik secara formal maupun secara non-formal. Biasanya banyak sekali pendidikan yang dilakukan secara formal. Baik itu pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, hingga jenjang ke Universitas-universitas atau Perguruan Tinggi. Pendidikan tersebut merupakan salah satu bentuk atau keterkaitan antara instansi-instansi yang bersangkuran atau terkait. Biasanya instansi itu merupakan bentuk dari sebuah yayasan atau Perguruan yang mereka sekolah pada saat ini. Mereka pada dasarnya membentuk sebuah instansi seperti sekolah atau model dari lembaga-lembaga secara formal bisa terbentuk dari yang namanya secara pencacatan secara notaris atau lembaga hukum lainnya.

Pada dasarnya mereka punya hak dasar untuk memiliki akte secara yuridis atau perundang-undangan. Akte secara notaris biasanya mengikat kita untuk melaksanakan bentuk secara procedural atau secara administratif. Agar hubungan lembaga-lembaga tersebut bisa berjalan semestinya. Makanya diberlalukan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga (Ad/Art) yang berlaku baik secara kepengurususan atau kelembagaan. Ataupun secara faktual atau secara pengayom atau pengarahan (Steering comitting).

Menurut La Rochefeocauld, “Semangat yang tanggungbiasanya mengutuk segala sesuatu yang berada jauh melampui posisinya”. Mempersepsikan kegagalan manusia pada umumnya, seorang penyair modern memohon dengan sangat kepada manusia, “Jangan mengkritik apa yang tidak Anda pahami”.

Masalahnya adalah manusia cenderung untuk menilai permasalahan-permasalahan tentang bagaimana mereka memengaruhi dirinya. Mereka cepat mendukung segala sesuatu yang dapat meningkatkan posisi, atau tidak menurunkan derajat mereka dengan berbagai cara. Tetapi ketika sesuatu tampak membahayakan posisi mereka, maka mereka menentangnya, tanpa menghiraukan nilai intrinsiknya.

Sebagai contoh misalnya, kasus sekolah bangsa Arab (madrasah) yang berlaku di Anak India. Biasanya, mereka memasukkan satu pelajaran logika Aristoteles kuno dalam kurikulum-kurikulum mereka. Kita mengatakan “logika”, atau begitulah orang menyebut sains ini, tetapi lebih akurat dengan menyebutnya “tidak logis”. Apa yang diajarkan dengan nama logika tidak memiliki keterkaitan dengan logika yang benar. Ini sangat tidak kondusif umtuk mempresentasikan logika Islam vis a vis dengan pendidikan modern.

Otoritas administratif dari salah satu sekolah Arab tersebut telah memutuskan dengan suara bulat untuk menarik kembali semua buku teks tentang logika klasik dari kurikulum mereka. Satu pelajaran baru tentang filsafat telah dipersiapkan, yang sesuai dengan standar akademis modern. Namun sayangnya, mereka tidak dapat mengimplentasikan keputusan ini. Mengapa ? karena guru besar logika yang ada di institusi mereka menentangnya mentah-mentah. Karena dia adalah seorang guru senior di sekolah tersebut, maka para administratur tidak dapat melanjutkan keputusan itu.

Seseorang tidak bisa memandang terlalu jauh hal ini. Guru besar ini hanya memiliki suatu pengetahuan tentang logika klasik; dia tidak mempunyai pengetahuan tentang filsafat modern. Dia merasa takut bahwa jika logika klasik dikeluarkan dari kurikulum, maka dia akan kehilangan statusnya di institusi tersebut. Dia akan ditinggalkan seperti seorang guru bahasa Prancis, yang berusaha untuk mendapatkan kedudukan di satu sekolah berbahasa Arab. Dalam masalah ini, adalah suatu kesempitan berpikirnya baginya dengan membiarkan ketidakamanan posisi profesinya di tengah modernisasi.

Penulis Rumi Algar

Sarjana Antropologi UNPAD

[1] Penulis Sendiri

[i] Carl Gustav Jung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun