Mohon tunggu...
Rasyida Rifaati Husna
Rasyida Rifaati Husna Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Teruntuk dan Karena CintaNYA

pelajar yang belum juga terpelajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memaknai Kebenaran sebagai Bekal, Kebaikan sebagai Proses, dan Keindahan sebagai Hasil

19 Desember 2018   08:18 Diperbarui: 19 Desember 2018   12:24 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Didalam hidup kita pasti diwarnai dengan Kebenaran, Kebaikan, Keindahan. Dalam mengarungi samudera kehidupan kita dituntut harus benar, kemudian kebenaran itu diolah menjadi kebaikan, dan hasilnya adalah keindahan.

Ibarat Roti yang dijajankan di toko bakkery. Unsur utamanya adalah tepung terigu, telur, coklat, keju, dan bahan yang lainnya. Ketika kita membeli roti ke toko bakkery, apakah di menunya terdapat resep adonan roti, cokelat, keju, selai, dan sebagainya? Tentu tidak, Di buku menu hanya terdapat tulisan 'Roti Keju' misalnya. Roti adalah ibarat Kebenaran. Kebenaran yang terletak di dapur, tempat roti itu dibuat atau dimasak. Benar itu adalah bekal. Yang tidak perlu orang lain mengetahuinya. Benar disimpan didalam hati sanubari seseorang.  

Sedangkan sekarang kita generasi digital, selalu mempertentangkan kebenaran di media sosial. Padahal kebenaran adalah bekal yang tidak usah dipertentangkan. Karena Kebenaran bukan Ekspresi yang yang harus diluapkan. melainkan prosesnya, yaitu kebaikan. Kebaikan yang kita persembahkan kepada orang lain. Supaya menjadikan Keindahan.

Seperti kita bernyanyi, kita tidak memberitahukan sebuah kebenaran lagu dari unsur nya, seperti key minor, 'A minor ke G' kepada orang lain. Melainkan irama, nada, dan menjadikannya keindahan. Keindahan yang dinikmati orang di sekitar kita.

Apa yang paling indah dalam kehidupan? Yang kita alami, yang setiap makhluk pasti mengalami. Yaitu 'Cinta'. Cinta kepada siapapun, cinta kepda buku, cinta manusia, cinta kepada pemimpin, cinta kepada Tuhan. Manusia yang membangun cinta. Maka hidupnya akan berwarna dengan keindahan. Dan Tuhan tidak menciptakan apapun, kecuali untuk keindahan. Maka temukanlah keindahan di dalam keadaan apapun yang kamu terima dari kehidupan dengan legowo, ikhlas.

Hidup ini adalah Keindahan bukan kebenaran yang hanya bekal, dari bekal kebenaran yang diracik, kita ramu dengan kebaikan, menjadi Anugerah Keindahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun