Mohon tunggu...
Rosyid Arifudin
Rosyid Arifudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semangat

Semangat KKN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN univet 2022. Permainan Tradisional

14 Februari 2022   21:48 Diperbarui: 14 Februari 2022   21:51 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Petak-Umpet" yang sudah memudar sebagai permainan anak-anak kampung tersebut, sekarang telah menjelma menjadi bentuk permainan yang digemari para politisi, pejabat tinggi dan kelompok atas dalam masyarakat. Mereka pandai sekali bersembunyi atau menyembunyikan diri sehingga sulit diketahui. Bahkan seringkali sengaja mengecoh dengan berbagai berita palsu, sehingga seolah-olah menjadi misteri. Ditambah dengan bantuan sanak-saudara, keluarga dan teman-teman dekat, sulit sekali menemukan tempat persembunyian mereka. Apalagi bila yang bertugas mencari juga kurang serius, takut-takut dan mempunyai ketakutan atas keselamatan diri dan keluarganya sendiri. Lengkap sudah permainan "petak-umpet" tingkat tinggi ini. Tinggal para penonton, masyarakat luas, yang gemas melihat permainan yang tidak lagi demokratis dan tidak memperlihatkan adu kecerdasan seperti aslinya. Hanya semacam sandiwara yang selayaknya dipentaskan ditempat tertentu. Bukan merupakan pertunjukan umum yang hanya akan menebarkan kecemasan.

Peristiwa-peristiwa yang berlangsung akhir-akhir ini seolah-olah seperti permainan "petak-umpet" tingkat tinggi tersebut. Ada tersangka yang tidak diketahui tempat persembunyiannya. Sedangkan banyak pihak yang mengetahui di mana bisa ditemukan. Bahkan masih melakukan komunikasi dengan keluarga yang tentunya bisa diminta pertanggungjawaban untuk memberitahu tempat persembunyian. Adapula seorang yang telah ditetapkan dan dipanggil sebagai saksi, tetapi selalu mangkir dan tidak bisa ditemukan di mana tempat bersembunyi. Sedangkan teman-temannya dengan mudah dapat bercengkrama bahkan selalu berhubungan lewat telepon ataupun layanan pesan singkat (SMS) dan whatsapp (WA). Sungguh suatu permainan "petak-umpet" tingkat tinggi yang amat menggelikan sekaligus juga menyakitkan nurani rakyat biasa, kelompok marginal, yang sering sulit bila bermaksud mencari keadilan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun