Mohon tunggu...
Dr Hj Rosyetti
Dr Hj Rosyetti Mohon Tunggu... Dosen - KONSENTRASI EKONOMI ISLAM

DOSEN TETAP PADA JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS RIAU

Selanjutnya

Tutup

Money

Laporan Keuangan Kegiatan Sosial Perspektif Islam

8 September 2020   20:36 Diperbarui: 8 September 2020   20:37 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kegiatan sosial merupakan suatu bentuk rasa kepedulian seorang atau beberapa orang, terhadap individu atau kelompok individu yang memiliki kesamaan tugas dan sebagainya. Rasa kepedulian disini maksudnya adalah dalam menghadapi musibah atau kemalangan dari anggota, maupun anggota keluarganya. Adapun kegiatan ini berupa: (1) Kunjungan dan memberikan santunan kepedulian, pada anggota atau anggota keluarga yang sakit dan dirawat di rumah sakit, (2) Takziah dan memberikan sitawarsidingin bila anggota atau anggota keluarga meninggal dunia, (3) Dan lain-lain.   

Pada perinsipnya kegiatan sosial, fokusnya terdapat pada kata "sosial". Perkataan ini tentunya berkaitan erat dengan hubungan sesama manusia (hablumminannas), dalam makna manusia saling membutuhkan satu sama yang lainnya. Berdasarkan hal inilah dibutuhkannya peran dari kegiatan sosial. Melalui kegiatan sosial maka rasa kepedulian dapat terpupuk, sehingga sikap  apatis bisa dicegah lebih awal.

Pengelola kegiatan sosial harus memberikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota. Agar laporan tepat sasaran, tentunya dibutuhkan informasi yang akurat. Laporan keuangan dalam perspektif Islam sebagai suatu bentuk pertanggung jawaban yang memiliki pondasi dengan empat pilar adalah: (1) Perinsip Ketauhidan: pengelola meyakini akan kemahaesaan dan kemahakuasaan Allah SWT dalam menentukan segala sesuatunya. Berarti kegiatan sosial harus dilaksanakan sebagai bentuk penghambaan manusia kepada Allah SWT. (2) Perinsip Keadilan dan Keseimbangan: pengelola haruslah selalu berjalan pada koridor keadilan dan keseimbangan. (3) Perinsip Kebebasan: pengelola memiliki kebebasan untuk melaksanakan berbagai kegiatan sosial, dalam batas-batas koridor yang disepakati. (4) Perinsip Pertanggungjawaban: pengelola memiliki seluruh tanggungjawab atas segala keputusan yang telah dijalankannya.

Laporan keuangan ini sangat-sangat penting bagi anggota, sehingga laporan keuangan dibuat dengan memiliki tujuan utama yakni: memberikan informasi keuangan yang bersifat kuantitatif tentang suatu kegiatan sosial. Dengan demikian bermanfaat bagi para anggota untuk menilai efektivitas pengelola dalam memenuhi tanggungjawab pengelolaan kegiatan sosial tersebut.  

Penyusunan laporan keuangan perspektif Islam menggunakan dua persyaratan kualifikasi informasi dalam rangka optimalisasi laporan keuangan sebagai berikut:

  • Syarat Penting (Necessary Condition)
  • Laporan Keuangan penyajiannya berdimensi hablumminallah, yaitu:
  • Menyajikan informasi yang mengungkapkan kebenaran: sesuai dengan bukti-bukti syah, hal ini terdapat dalam firman Allah SWT, dalam Kitab Suci Al-Qur'an Surat Al-Baqarah {2}, Ayat: 42, artinya: Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui.
  • Menyajikan informasi yang mengandung keadilan: dapat mengungkapkan kenyataan secara adil, dengan tidak memperbolehkan adanya kepentingan-kepentingan tertentu, yang dapat menguntungkan pihak pembuat laporan keuangan, sehingga dibutuhkan sikap yang independen dalam menyajikan informasi. Berkaitan dengan hal ini Allah SWT berfirman dalam Kitab Suci Al-Qur'an Surat An-Nahl {16}, Ayat: 90, artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kaum kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
  • Syarat Cukup (Sufficien Condition)
  • Laporan Keuangan disajikan berdimensi hablumminannas, yaitu:
  • Disajikan secara lengkap: hal ini dibutuhkan untuk menghindari banyak kerugian disamping mengantisipasi timbulnya berbagai kesalah pahaman dan keputusan yang tidak tepat.  
  • Disajikan tepat waktu: Islam sangat menghargai ketepatan waktu, bukan hanya pada penyampaian informasi tetapi meliputi seluruh aktivitas kehidupan yang dilaksanakan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman di Surat Al-'Asr {103}, Ayat: 1-3, artinya: Demi masa, Sesungguhnya, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran. 

Optimalisasi laporan keuangan perspektif Islam, dapat diperoleh jika disusun dengan memenuhi dua persyaratan kualifikasi informasi, dengan cara menerapkan kedua persyaratan  Necessary Condition dan Sufficien Condition. Selain dari itu terdapat catatan yang tak kalah pentingnya adalah sebagai bukti tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan dikemudian hari. 

Catatan diatas dipertegas dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah{2}, ayat 283, artinya: Dan jika  kamu  dalam  perjalanan  sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barangsiapa yang menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa), Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Penegasan dalam firman Allah tersebut mengisyaratkan bahwa Allah senantiasa menganjurkan untuk takut kepada Allah (bertaqwa) dalam menjalankan kegiatan apapun termasuk pembuatan laporan keuangan kegiatan sosial. Hal ini membuktikan bahwa Allah senantiasa memberi petunjuk terhadap sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Sangat terbukti, pada saat Al-Qur'an diturunkan kegiatan sosial (muamalah) belum selengkap saat ini.

"Wassallam"

  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun