Mohon tunggu...
Dr Hj Rosyetti
Dr Hj Rosyetti Mohon Tunggu... Dosen - KONSENTRASI EKONOMI ISLAM

DOSEN TETAP PADA JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS RIAU

Selanjutnya

Tutup

Money

Produksi Perspektif Syariah

31 Agustus 2020   21:48 Diperbarui: 31 Agustus 2020   21:38 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Produksi merupakan bagian dari aktivitas ekonomi, yang mana pelakunya disebut dengan produsen. Perkataan produksi sesungguhnya tersirat dalam Firman Allah SWT, Al-Qur'an Surat Luqman [31] Ayat: 20 menyatakan: "Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah SWT telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan bathin."

Keseluruhan yang ada di langit dan di bumi disediakan oleh Allah SWT, sebagai input atau faktor produksi (resource). Terhadap sumber daya tersebut dilakukan proses produksi guna menghasilkan output (barang dan jasa). 

Output dimanfaatkan untuk kebutuhan umat manusia, supaya umat manusia dapat menggunakannya secara optimal, dengan maksud dapat dinikmati baik lahiriah maupun batiniah, material maupun spiritual. 

Dalam makna yang lain produksi dimaksudkan untuk menciptakan dan menambah mashlahah bukan hanya sekedar menciptakan dan menambah materi. Pemenuhan kebutuhan umat manusia, tidak hanya pemenuhan kebutuhan materi yang bersifat fisik, akan tetapi juga pemenuhan kebutuhan materi bersifat abstrak, dalam hal ini pemenuhan kebutuhan berkaitan hubungannya dengan Sang Pencipta Allah Azza Wajjallah (hablumminallah).

Tuntunan untuk berproduksi, dalam Al-Qur'an sangat-sangat jelas, memiliki visi masa depan, tidak hanya semata-mata beroreantasi memperoleh laba sesaat (short run) tetapi merugikan dalam jangka panjang (long-run). 

Dengan demikian tujuan produksi adalah meraih laba secara hakiki serta berdampak dan berpengaruh baik, terhadap kehidupan berkelanjutan (sustainable). Hal ini berarti merealisasikan: (1) secara seimbang antara  pembatasan-pembatasan terhadap segala yang dibolehkan dan tidak dibolehkan untuk diproduksi oleh produsen, (2) aspek sosial dari produksi sangat-sangat ditekankan, serta berhubungan erat dengan proses produksi, (3) permasalahan ekonomi yang terjadi bukan disebabkan kelangkaan sumber daya (resource) yang berhubungan dengan kebutuhan, akan tetapi disebabkan oleh kemalasan umat manusia dan kelalaian umat manusia dalam mengelola karunia Allah SWT.        

Menciptakan dan menambah mashlahah, meraih laba secara hakiki (berbingkai tujuan dan hukum Islam), serta berkelanjutan secara optimal, merupakan tujuan produksi dalam perspektif Islam. Mashlahah dalam konsep produksi perspektif Islam, memiliki makna: (1) Memberikan mashlahah optimal bagi konsumen, (2) Memberikan keuntungan ditambah dengan berkah bagi produsen.

Berkah dalam input/faktor-faktor produksi maksudnya penggunaan input untuk proses produksi haruslah memiliki kebaikan dan manfaat baik saat ini, maupun masa akan datang. Penggunaan dari ke 4 (empat) input: land, labour, capital, dan skill terletak pada filosofi ekonomi yakni berdasarkan nilai-nilai Islam dan batasan-batasan syariah. 

Ke empat faktor produksi tersebut dalam aktiviatas ekonomi memiliki balas jasa berupa harga dari masing-masing yaitu: land harganya berupa rent (r), labour harganya berupa wages (w), capital harganya berupa profit sharing (psh), dan skill harganya berupa profit (). Harga dari masing-masing faktor produksi merupakan balas jasa yang berkah sehingga seluruh penggunaan faktor produksi tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan batasan-batasab syariah, sehingga simbolnya menjadi r* untuk harga land, w* untuk harga labour, psh* untuk harga capital, dan * untuk skill.

Keuntungan produsen atau dikatakan juga dengan laba (profit=), adalah selisih antara penerimaan total (Total Revenue=TR) dengan biaya total dari penggunaan faktor-faktor produksi (Total Cost=TC), sehingga TR-TC. Berbeda dengan berkah, berwujud keseluruhan yang dapat memberikan kabaikan dan manfaat bagi produsen, konsumen, dan umat manusia pada umumnya. Berarti produsen dalam perspektif Islam tidak hanya meraih laba tetapi plus berkah, sehingga dapat dijabarkan: *TR*-TC* (dimana *=berkah).

Keberkahan dalam produksi akan dapat diwujudkan apabila produsen mengimplementasikan perinsip-perinsip dan nilai-nilai Islam dalam seluruh aktivitas produksinya. Upaya (effort) meraih berkah tentunya membutuhkan biaya (cost berkah), yang dalam jangka pendek (short-run) dapat mengurangi keuntungan, akan tetapi dalam jangka panjang (long-run) In Sya Allah justru dapat meningkatkan keuntungan, yang dikarenakan terjadinya peningkatan permintaan (increased demand) oleh konsumen.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun