Mohon tunggu...
Rossiva Indira
Rossiva Indira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Undergraduate student of government science

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap Optimisme Masyarakat dan Pemerintah dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

28 November 2021   20:50 Diperbarui: 28 November 2021   20:53 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi covid-19 telah mengubah dunia menjadi tidak karuan. Seluruh negara di dunia merasakan dampak yang diakibatkan dari pandemi covid-19. Pemerintah dari negara-negara di dunia merasa sangat kaget karena pandemi covid-19 ini memporak porandakan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Tidak hanya bidang kesehatan saja, virus covid-19 ini juga berdampak ke bidang lainnya seperti ekonomi, pendidikan, keagamaan, sosial, hiburan, dan lain sebagainya. 

Tetapi, dampak terbesar dirasakan dari sektor perekonomian. Hal ini dikarenakan kebijakan dari World Health Organization (WHO) yang menginstruksikan agar seluruh negara di dunia menerapkan aturan karantina serta penerapan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan virus covid-19. Kebijakan terberatnya yaitu seluruh lapisan masyarakat diwajibkan untuk menahan diri di rumah serta menghindari keramaian agar masyarakat tidak tertular virus tersebut. Aktivitas diluar ruangan sangat dibatasi sehingga seluruh kegiatan dianjurkan dilakukan di rumah.

Di Indonesia, pemerintah juga berupaya untuk mengatasi pandemi covid-19 yang melanda. Sudah 20 bulan lamanya Indonesia mengalami pandemi covid-19 yang awalnya terjadi pada bulan Maret tahun 2020. Sektor perekonomian menjadi terganggu sehingga pendapatan masyarakat dan perekonomian nasional menjadi menurun. Beberapa kebijakan telah diterapkan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang terjadi saat pandemi covid-19. Mulai dari protokol kesehatan 5M, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 

Sebelum adanya vaksin covid-19, kasus covid-19 terbilang sangat besar dan terjadi setiap hari, bahkan setiap jam. Melihat banyaknya kasus covid-19 yang menimpa masyarakat, akibatnya masyarakat menjadi takut untuk melakukan kegiatan di luar rumah. Segala kegiatan dilakukan secara daring dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial. Kegiatan perkantoran dan pendidikan pun dilakukan secara daring menggunakan aplikasi. 

Hal itulah yang menjadikan perekonomian menurun, khususnya masyarakat yang bekerja sebagai pedagang dan UMKM yang paling merasakan dampaknya. Kegiatan ekonomi akhirnya mau tidak mau dilakukan melalui aplikasi dari smartphone. Tetapi, penghasilan yang didapat tidak sebesar ketika transaksi secara langsung. 

Tidak hanya pedagang saja yang terdampak perekonomiannya, tetapi juga seluruh tenaga kerja. Pendapatan masyarakat menurun, begitu juga perusahaan-perusahaan. Perusahaan mengalami penurunan keuntungan sehingga terdapat beberapa pegawai yang harus dirumahkan karena tidak sanggup untuk membayar gaji pegawai. Akibatnya, tingkat pengangguran menjadi meningkat.

Dampak dari pandemi covid-19 terhadap sektor perekonomian melihatkan bahwa terjadi kesenjangan antara masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas menengah dan bawah. Masyarakat kaya menjadi semakin kaya, begitu pula sebaliknya masyarakat miskin menjadi semakin miskin. Masyarakat kelas atas memiliki potensi dan strategi agar mereka tetap mendapatkan penghasilan, bahkan penghasilan lebih. 

Apalagi di saat pandemi ini, kebutuhan akan keperluan kesehatan menjadi meningkat seperti masker, hand sanitizer, disinfektan, dan obatan-obatan. Kondisi seperti itu membuat para pengusaha menjadi semakin untung karena permintaan semakin tinggi. 

Terutama di saat awal pandemi dimana terjadi kelangkaan masker dan hand sanitizer sehingga harga yang ditetapkan menjadi dua kali lipat lebih mahal dari harga normal. Kebutuhan perlengkapan kesehatan tidak akan pernah berhenti selama pandemi covid-19 karena masyarakat pasti membutuhkan untuk perlindungan diri.

Berbeda dengan cerita dari masyarakat kelas atas, masyarakat kelas bawah justru mengalami kesulitan ekonomi. Mereka yang tidak memiliki keahlian akan merasakan dampaknya. Masyarakat yang berpenghasilan rendah semakin menderita karena masyarakat lain mengurangi kegiatan diluar ruangan. 

Kebijakan pemerintah dianggap tidak efektif bagi masyarakat kelas bawah karena kegiatan mereka tidak memperoleh keuntungan sama sekali. Kondisi tersebut menjadi penyebab dari banyaknya pengangguran di masa pandemi. Daya beli masyarakat menjadi berkurang karena takut akan resiko tertular virus covid-19. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun