Fenomena covid-19 yang mulai merebak pada akhir tahun 2019 dimulai di Kota Wuhan China hingga saat ini dan telah berhasil melumpuhkan berbagai sistem dan aspek di segala bidang kehidupan masyarakat.Â
Pemberlakuan pembatasan sosial atau dikenal dengan social distancing, physical distancing hingga kebijakan-kebijakan publik lainnya telah dilalui oleh masyarakat luas.Â
Salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah Sukoharjo adalah mengenai kewajiban menggunakan masker apabila keluar rumah atau dalam kondisi sakit. Selama artikel ini diturunkan telah ada 94 total positif kasus corona di wilayah Sukoharjo.
Mengikuti rangkaiang kegiatan KKN Covid-19 yang diselenggarakan oleh pihak universitas, penulis memiliki beberapa program kerja yang telah melalui berbagai pertimbangan kondisi dan keadaan sekitar lingkungan masyarakat di daerah Plumbon RT 02 RW 10.Â
Salah satu program kerja yang penulis ambil adalah dengan memberikan brosur yang berisi panduan, dan pemahaman tertulis mengenai pentingnya penggunaan masker bersamaan dengan memberikan satu masker di setiap keluarga.Â
Program ini dirasa jauh lebih efektif karena menurut pertimbangan penulis apabila penulis tetap melakukan sosialisasi dengan mengumpulkan warga di satu ruangan maka itu tidak sesuai dengan protokol dan apabila penulis memasang spanduk atau mmt yang mengeluarkan banyak biaya pun tidak semua warga di Plumbon RT 02 RW 10 akan membacanya mengingat warga disini sendiri merupakan warga yang cukup produktif dalam bekerja dan berpergian.Â
Berdasakan pertimbangan-pertimbangan tersebut penulis pada akhirnya memutuskan untuk memilih memberikan brosur dan masker kepada setiap keluarga supaya pemahaman yang hendak penulis sampaikan telah terwakilkan melalui brosur yang diberikan oleh penulis dengan begitu setiap anggota keluarga dapat membaca dan memahami mengenai pentingnya penggunaan masker di era pandemi corona saat ini.
Lebih lanjut lagi penulis juga menitipkan 5 brosur edukasi dan 5 masker kepada Bapak Ristanto selaku Ketua RT 02 RW 10 untuk diberikan ke pos ronda. 5 masker tersebut diberikan di pos ronda sebagai masker darurat apabila penjaga atau warga yang bergiliran jaga ronda tidak menggunakan masker dan brosur tersebut dapat ditempelkan di pos ronda sebagai bahan bacaan di sana.
Kemudian penulis juga menitipkan 5 handsanitizer untuk diberikan di pos ronda kepada Ketua RT pemberian handsanitizer ini sendiri sudah masuk ke program kerja terakhir.Â
Pembahasan sekilas alasan mengapa penulis memberikan handsanitizer ke pos ronda adalah apabila penulis memberikan tempat cuci tangan di pos ronda maka itu kurang efektif karena sumber air mengalir yang tidak ada di pos ronda dan lagi handsanitizer di rasa jauh lebih efektif dimana apabila warga yang jaga malam berkeliling maka mereka dapat membawa handsanitizer sebagai alat cuci tangan yang memadai dan efisien.