Mohon tunggu...
Rosnada Asmahan
Rosnada Asmahan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia

saya menyukai olahraga, mengedit serta membuat konten video maupun foto.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perilaku Konsumtif dalam Pemenuhan Tren Fashion di Kalangan Mahasiswi

2 Oktober 2022   10:57 Diperbarui: 2 Oktober 2022   11:12 2435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Perilaku konsumtif adalah perilaku yang berlebihan dalam membeli sesuatu dan tanpa pertimbangan yang matang. Perilaku konsumtif ini juga biasanya didasari oleh pemenuhan nafsu atas keinginannya saja. Perilaku konsumtif biasa kita kenal dengan impulsive buying. Perilaku konsumtif tidak bisa membedakan yang mana keinginan (want) atau kebutuhan (need).

Perilaku konsumtif marak terjadi apalagi pada generasi Z di era modern serba teknologi saat ini, terutama di kalangan masyarakat seperti mahasiswi. Tak jarang perilaku konsumtif didasari oleh gaya hidup hedonis. Penyebab perilaku konsumtif pun berbagai, seperti, (1) tuntutan zaman, (2) pengaruh pergaulan, (3) efek dari endorse yang dilakukan influencer di media sosial, maupun (4) diskon-diskon yang dilakukan oleh penjual.

Mudahnya masyarakat untuk memperoleh sesuatu yang dinginkan secara instan pun semakin mendorong perilaku konsumtif di masyarakat terutama mahasiswi. Seperti fenomena perilaku konsumtif terhadap fashion. Pakaian, tas, sepatu, dll bisa kita dapatkan dengan instan dan praktis saat ini.

Gaya atau fashion sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Fashion sendiri dapat diartikan sebagai gaya berpakaian popular dalam suatu budaya. Fashion juga bisa menggambarkan karakter seseorang melalui gaya berpakaianya. Selain itu, fashion bisa berfungsi sebagai sarana seseorang untuk mengekspresikan dirinya.

Namun, pemenuhan gaya atau fashion kerap semata-mata hanya untuk pemenuhan nafsu keinginan untuk mengikuti tren fashion yang sedang popular.

Pada umumnya di dunia perkuliahan, Mahasiswi sudah tidak menggunakan seragam lagi, berbeda dengan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah yang memakai seragam sehingga mereka tidak repot untuk memikirkan bagaimana gaya berpakaian yang akan mereka pakai. Mahasiswi cenderung lebih banyak berpikir untuk menggunakan pakaian apa.

Berbagai macam trend fashion yang ditampilkan di media sosial menyebabkan tingginya budaya konsumsi pada kalangan mahasiswi sebagai bentuk alat untuk mengekspresikan diri dan menunjukan gaya hidup yang konsumtif. Gaya hidup konsumtif saat ini tidak lagi dipersoalkan pada kalangan tertentu saja, melainkan semua kalangan khususnya remaja, yang termasuk pelajar dan mahasiswa di dalamnya.  (Maslatun Nisak, 2022)

Dalam sebuah jurnal hasil penelitian terhadap Mahasiswi Sosiologi FIS UNP, ada pola-pola perilaku konsumtif mahasiswi dalam mengikuti trend fashion masa kini, yaitu, seperti (1) mengejar diskon di mall, toko, maupun online shopping; (2) sering bergonta-ganti pakaian, (3) sering membeli baju di media sosial atau online shop, (4) sering menggunakan produk fashion di luar maupun di dalam kampus, (5) sering membicakan fashion terbaru di kelas, (6) sering membeli baju ke mahasiswi yang jualan online. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa perkembangan trend fashion telah menjadikan mahasiswa sosiologi berperilaku konsumtif.

Berdasarkan pemaparan di atas, perilaku konsumtif bukanlah suatu hal yang baik, tidak hanya untuk mahasiswi namun bagi semua kalangan. Apalagi saat ini tren fashion berkembang dan berubah secara cepat yang mana memicu perilaku konsumtif untuk memenuhi nafsu atas keinginan dalam memenuhi tren fashion tersebut. 

Jika kita tidak mempunyai pendirian yang teguh, akan dengan mudah untuk terkena perilaku konsumtif. Selain itu kita juga harus bisa menurunkan ego untuk tidak selalu mengikuti tren-tren yang ada. Penyebab timbulnya perilaku konsumtif diantaranya ada 4,yaitu (1) tuntutan zaman, (2) pengaruh pergaulan, (3) efek dari endorse yang dilakukan influencer di media sosial, maupun (4) diskon-diskon yang dilakukan oleh penjual.

Ketidakterpenuhannya tren fashion dalam kondisi perilaku konsumtif,seseorang bisa saja menghalalkan segala cara untuk memenuhi nafsu keinginan tersebut seperti melakukan pinjaman online,  penggadaian barang berharga, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun