Mohon tunggu...
Rosmala Jayanti
Rosmala Jayanti Mohon Tunggu... Guru - GURU SMPN 4 JUJUHAN

saya hobi untuk mempelajari hal-hal terkait dengan teknologi dalam pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

5 Desember 2022   08:41 Diperbarui: 5 Desember 2022   09:04 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Dalam pembelajaran abad 21, guru harus memiliki berbagai pengetahuan terkait dengan model pembelajaran yang sesuai dengan peserta didiknya. Salah satu model pembelajaran yang sering digunakan pada abad 21 ini yaitu model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).

Problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berbasis masalah dimana pembelajaran ini menggunakan berbagai tingkat kemampuan berpikir dari peserta didik baik secara individu maupun kelompok dalam mengatasi masalah yang ditemukan sehingga membuat pembelajaran lebih bermakna, relevan dan kontekstual. Dalam penerapannya pada proses pembelajaran, guru dapat merancang masalah yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam bentuk LKPD yang telah disesuaikan dengan materi dan bahan ajar.

Tujuan dari penggunaan model PBL ini yaitu untuk membiasakan peserta didik dalam menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam menyelasaikan suatu masalah. Selain itu, dengan penggunaan PBL ini dalam proses pembelajaran peserta didik berperan aktif dalam melakukan rangkaian kegiatan pembelajaran yang telah di rancang oleh guru. Selanjutnya, peserta didik juga diharapkan untuk menemukan konsep-konsep baru yang sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi.

Pada mula penggunaan PBL dalam proses pembelajaran, ada pendapat sebagian pendidik yang pro dan kontra terhadap penggunaan model PBL ini. Sebagian pendapat menyebutkan bahwa penggunaan model PBL ini hanya cocok untuk mengajarkan mata pelajaran eksak seperti mata pelajaran yang berkaitan dengan sains. Tetapi ternyata pada kenyataannya, model PBL ini tidak hanya cocok untuk mata pelajaran eksak melainkan dapat pula digunakan untuk mengajarkan materi pembelajaran yang termasuk kedalam mata pelajaran non eksak.

Dalam penggunaan PBL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat dari segala aktivitas pembelajaran (teacher center), melainkan guru hanya menjadi pembimbing dan pengarah peserta didik dalam melaksanakan rangkaian kegiatan pembelajaran. Guru tidak lagi harus menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi pembelajaran karena pada model PBL peran terbesar guru yaitu sebagai pembimbing peserta didik.

Sintak model problem based learning menurut Arends (2012) yaitu sebagai berikut :

1. Orientasi peserta didik pada masalah.

Pada tahap ini, guru memberikan orientasi masalah kepada peserta didik sebelum peserta didik menyelesaikan masalah tersebut. Pada tahapan ini, guru dapat memberikan video atau slide presentasi terkait dengan materi yang di ajarkan. Pada tahapan ini pula, peserta didik diminta untuk mengamati berbagai informasi yang telah di susun oleh guru. Jadi, didalam tahap ini, peserta didik secara tidak sadar telah melakukan proses literasi. Selain itu, pada tahapan orientasi peserta didik pada masalah ini, guru dapat menyampaikan secara singkat terkait dengan masalah yang akan di selesaikan oleh peserta didik pada pertemuan tersebut. Secara garis besarnya, aktivitas guru yang dilakukan pada tahap ini yaitu guru menyampaikan masalah yang akan di selesaikan oleh peserta didik. Masalah yang di angkat hendaknya harus kontektual. Masalah tersebut juga bisa ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui bahan bacaan atau lembar kegiatan. Sedangkan kegiatan peserta didik pada tahap ini yaitu mengamati dan memahami masalah yang disampaikan guru atau di peroleh dari bahan bacaan yang di sarankan.


2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar

Pada tahap mengorganisasi peserta didik untuk belajar ini, biasanya guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok. Kelompok tersebut dapt berisikan 3-4 orang atau lebih sesuai dengan kondisi kelas masing-masing. Hal ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik untuk melakukan diskusi dalam penyelesaian masalahnya. Setelah peserta didik duduk atau berada di kelompoknya masing-masing, peserta didik diberikan LKPD dan intruksi terkait dengan hal-hal yang harus dikerjakan oleh peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Secara umum, aktivitas yang dilakukan oleh guru pada tahap ini yaitu guru memastikan setiap anggota memahami tugas masing-masing. Dan peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/bahan/alat yang di perlukan untuk menyelesaikan masalah. Dalam tahap ini pula, guru dapat menanamkan konsep keberagaman yaitu ketika  berada dalam kelompok, peserta didik harus dapat menerima kelebihan dan kekurangan dari masing-masing anggota kelompok, dan peserta didik mampu menjadikan kekurangan itu menjadi kekuatan yang dapat menjadi kebanggaan tersendiri.


3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya bahwa tugas paling utama seorang guru di dalam penerapan model PBL yaitu menjadi pembimbing peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang di hadapi. Pada tahap ini, setelah peserta didik berada pada kelompoknya masing-masing dan telah mengerti masalah apa yang harus mereka selesaikan, maka peran guru untuk memantau keterlibatan peserta didik dalam kegiatan diskusi atau pengumpulan data selama proses penyelidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan aksi berupa pendiskusian masalah yang mana hasil dari diskusi tersebut akan di tuangkan kedalam lembar kerja peserta didik. Selama tahapan ini, peserta didik melakukan penyelidikan atau mencari data yang mana data tersebut akan di diskusikan kembali kedalam kelompok.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Aktivitas guru pada tahap ini yaitu guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap untuk di presentasikan. Sedangkan pada tahap ini peserta didik didalam kelompoknya melakukan diskusi untuk menghasilkan solusi pemecahan masalah dan hasil diskusi tersebut akan di tampilkan sebagai hasil karya. Pada tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya ini, peserta didik di tuntut untuk menggunakan skill sesuai dengan abad 21 diantaranya yaitu communication and collaboration. Guru dapat memantau dan membimbing peserta didik dalam pengisian lembar kerja siswa sesuai dengan masalah yang telah di sampaikan sebelumnya.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

  • Tahapan akhir dari sintak model pembelajaran problem based learning (PBL) ini yaitu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Ini merupakan kegiatan yang dapat membuat masing-masing peserta didik dari kelompoknya untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Karena pada tahapan ini guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok untuk memberikan penghargaan serta masukan kepada kelompok lain. Pada tahapan ini pula masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karya mereka di depan kelompok lain guna diberikan tanggapan dan juga masukan dari kelompok lain. Biasanya juga pada tahapan ini, guru dan peserta didik di persilahkan untuk memberikan apresiasi pada kelompok dengan hasil karya terbaik.


Dari beberapa sintak tersebut dapat kita lihat bahwa penggunaan PBL dalam pembelajaran merupakan suatu pilihan yang memungkin guru lebih mengeksplor kemampuan peserta didik masing-masing. Selain itu, penerapan model PBL dalam proses pembelajaran memiliki beberapa manfaat yaitu:

1. Peserta didik lebih aktif dalam mengikuti rangkaian proses pembelajaran

2. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat dari segala kegiatan pembelajaran

3. Pembelajaran berpusat pada peserta didik

4. Mendorong peserta didik untuk mempelajari dan memahami konsep baru berbasis masalah.

Jadi diperlukan keterampilan lebih dalam menerapkan model PBL agar tujuan pembelajaran yang telah di rancang dapat tercapai. Pada hakikatnya, apapun model pembelajaran yang di gunakan di dalam kelas, guru harus beracuan pada kepentingan dan karakteristik peserta didik demi tercapainya tujuan pembelajaran. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun