Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Sungkeman, Nganteran, dan Nyekar Budaya yang Mulai Luntur

18 Mei 2020   23:56 Diperbarui: 19 Mei 2020   00:00 1813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adapun berdasar penelusuran media daring,  bahwa :  

Selat Sunda merupakan selat yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera di Indonesia serta menghubungkan Laut Jawa dengan Samudera Hindia.  Pada titik tersempit,  lebar selat Sunda hanya 30 km

Jadi selat Sunda sudah lama dikenal masyarakat Indonesia,  kemudian urang Sunda  terangkum dalam wilayah yang tidak terlalu jauh dengan gugusan Selat Sunda. Hingga kini masih melekat urang Sunda  sebagian besar wilayahnya di Jawa- Barat. 

Sungkeman Mulai Ditinggalkan ? 

Masyarakat Jawa _ Barat,  sesekali bisa menyaksikan acara sungkeman secara formal yaitu saat upacara adat pernikahan satu keluarga yang memang mereka masuk dalam kategori pengusung budaya karuhun, biasanya menak (kasta orang berpunya).    Sehingga,   hanya orang - orang yang  memiliki kelebihan rezeki  (orang kaya - raya ) saja  yang bisa menyelenggarakan upacara adat secara  lengkap dan sempurna,  karena biaya penyelenggaraannya bukan saja tidak sederhana materi yang harus disiapkan sungguh tidak akan terjangkau oleh masyarakat biasa atau kelompok miskin dan  mustadh'afin.

Acara sungkeman yang kolosal sempat penulis tonton saat pernikahan Raffi Ahmad bersama Nagita Slavina, bayangkan saja seberapa banyak kekayaan yang mereka miliki,  nah . . . orang biasa mau menyelenggarakan acara sungkeman dengan upacara adat tentunya harus berfikir - belipat ganda mending tidak usah kan . . . butuh dana tidak sedikit.

Sungkeman  juga dapat dilakukan saat hari raya Idul fitri tepatnya setelah salat Idulfitri,   prosesi sungkeman bertujuan untuk saling memohon  maaf  antara putera dan puteri kepada  Ayah dan Ibu dengan cara yang membudaya,  di mana kedua orang tua duduk di kursi dan anak setengah sujud menyentuh kesua kaki orang tua.

Memang secara makna ada hirarki,  anak di bawah menghormati Ayah dan Ibunya ;  jika prosesi ini dilaksanakan secara khusyuk tentu saja menjemput perasaan ambruk di jiwa yang mana di dalamnya tersirat harapan dan doa agar ke depan menjadi lebih baik dengan saling memaafkan satu sama lain baik untuk kesalahan yang sengaja ataupun tidak,   intinya saling membebaskan dosa.

Event sungkeman bisa diselenggarakan secara spontanitas dan tidak sekolosal acara sungkeman  pernikahan Gigi dengan  Raffi.

Tentu saja sungkeman  bisa dilaksanakan oleh keluarga inti    saat lebaran Iedhul Fitri  catatan jika kedua orang tua masih lengkap.

Demikian pada kehidupan keluarga penulis,  setelah Mamah (Ibunda kami) wafat terhitung sudah tiga tahun lamanya.  Keluarga besar kami,  rasanya enggan untuk sungkeman ke Bapak dan ke istri bapak pengganti Mamah,  membingungkan !  Mungkin di desa - desa sungkeman masih berlaku . . . . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun