Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kurban dan Semangat Nabi Ibrahim as Taat kepada Sang Pencipta

16 Agustus 2019   19:09 Diperbarui: 16 Agustus 2019   19:25 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkurban dalam  makna sehari - hari tentu saja akan disesuaikan dengan  konteks kalimat yang diucapkan atau dituliskan  misal :     "Ayah dan Bunda akan siap berkurban demi kelangsungan hidup putra dan putrinya."    Tentu saja maknanya akan berbeda ketika :   "Ayah dan Bunda pada tahun ini akan berkurban tiga ekor sapi."

Makna pada kalimat pertama konotasinya menyiapkan baik tenaga, waktu dan biaya bahkan nyawa untuk kesuksesan pendidikan, akhlak dan moral atau apapun yang melekat bagi kepentingan kehidupan putera / puteri  di dunia demikianpun di akhirat,   sehingga layak bagi kedua orang tua berjuang semaksimal mungkin.

Pada kalimat kedua mudah saja  Kita tebak bahwa Ayah dan Bunda akan melaksanakan ritual dalam ajaran Islam yaitu memotong tiga ekor sapi pada bulan Dzulhijjah baik tanggal 10,  11 atau 12  saat para jamaah hajji melaksanankan Nafar Awal atau bahkan Nafar Tsani.

Maka penulis yakin para pembaca telah memahami kedua konteks kalimat tersebut,   sehingga  bisa beranjak pada makna qurban sesuai ajaran Islam yang bersumber pada al Quran.  Dan sesungguhnya dalam asumsi penulis saat ini  terkesan menjadi budaya lokal setiap bulan Dzulhijjah pasti shalat Iedhul Adha dan berkurban menyembelih kambing, sapi atau kerbau  jika di tanah suci sudah lajim menyembelih unta.

Jelas ini bukan budaya Nusantara atau bahkan Indonesia  akan tetapi salah satu nilai aqidah umat Islam yang bersumber pada salah satu surat dalam al Quran :

dokpri
dokpri
Quran surat al Hajj (22) : 27  Artinya : 

"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji,   niscaya mereka akan datang kepadamu dengan  berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh."

Umat manusia seluruh dunia faham bahwa perintah berhaji adalah syi'arnya Nabi Ibrahim As yang di belakang beliau sebagai motivator dan menebar spirit handal yaitu puteranya Nabi Ismail As,  demikianpun istrinya Ibunda Siti Hajar yang mulia.

Pada kenyataan masa kini berangkat haji adalah prestasi dan prestise dengan berbagai latar belakang dan perjuangan sehingga bisa melaksanakan Wukuf di Arafah,  Jumrah Aqobah, Wustha dan Ula kemudian Thawaf Ifadhah. 

Dalam rangkaian ibadah haji tercantum ketentuan untuk hadyu (menyembelih) sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim As. ,  ribuan tahun yang lalu ketika Allah Swt mengujinya dengan ujian yang maha berat agar beliau menyembelih putranya Ismail As.  Tentu saja jika ujian itu ditimpakan pada Kita hamba Allah yang lahir pada abad kini, sangat mustahil kita akan menurutinya. Allah Akbar !

Qurban berasal dari bahasa Arab, “Qurban” yang berarti dekat (قربان).  Kurban dalam Islam juga disebut dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang berarti binatang sembelihan, seperti unta, sapi (kerbau), dan kambing yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun