Mohon tunggu...
Rosliani Hudu
Rosliani Hudu Mohon Tunggu... Guru - Merdeka Belajar

Ani

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modul 1.4.a.9 Koneksi Antar Materi Budaya Positif

1 Juli 2021   07:55 Diperbarui: 1 Juli 2021   08:03 2683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang dimiliki anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam hal ini guru dituntut agar bisa menuntun anak sejatinya dengan menuntun segala kodrat anak yang berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Seperti kita ketahui bersama bahwa Pendidikan global sekarang menuntut anak harus menguasai keterampilan sehingga membutuhkan kita sebagai guru dalam menuntun dan mengarahkan siswa agar tetap menyaring pengaruh budaya dari luar dengan tetap mengutamakan kearifan local dan nilai-nilai luhur budaya Indonesia yang sesuai dengan profil pelanjar Pancasila. Guru menuntun anak dalam menemukan bakat dan minat alami yang telah ada dalam diri siswa tanpa harus ada paksaan, tekanan atau hukuman dengan menggunakan pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan kesempatan belajar yang sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak didik untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira sesuai dengan konsep merdeka belajar.

Dalam usaha mewujudkan merdeka belajar yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila seorang guru harus memiliki nilai-nilai tertentu antara lain:

  • Mandiri berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya.
  • Reflektif Seorang Guru penggerak akan berupaya  secara sadar untuk mengevaluasi diri menuju perubahan yang lebih baik, memaknai pengalaman, mengambil pelajaran, menemukan solusi atas kekurangan dan mengembangkan keberhasilan.

Kolaboratif Guru Penggerak memiliki nilai kolaboratif agar selalu dapat membangun kerja sama dengan rekan guru, kepala sekolah, orang tua dan pihak-pihak terkait dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas pendidikan.

Inovatif Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna, menemukan inspirasi pemecahan masalah ataupun mengambil keputusan, hingga pada akhirnya melakukan solusi/aksi nyata untuk mengatasi permasalahan

Berpihak kepada murid Berpihak pada murid berarti seorang Guru Penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama.

Dengan mengetahui nilai-nilai yang harus dimiliki oleh setiap guru penggerak tersebut, harapannya guru dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dari dasar hati yang paling dalam, guru merasa terpanggil untuk menerapkan nilai-nilai tersebut. Sejalan dengan itu, guru  penggerak juga memiliki peran penting diantaranya yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.

Dalam menjalankan perannya, seorang guru penggerak harus memiliki visi yang jelas, yang menjadi tujuan, harapan, dan cita-cita yang ingin dicapainya. Dalam membuat visi terlebih dahulu kita harus mengenali kekuatan-kekuatan yang telah dimiliki sekolah. Kekuatan-kekuatan itu berupa karakter pembiasaan yang ada di sekolah, prestasi dal hal-hal yang sudah dicapai, sarana dan prasarana yang ada di sekolah yang mendukung kegiatan serta motivasi yang sudah ada dalam diri dari kepala sekolah, guru, siswa dan peran orangtua. Setelah mengenali segala kekuatan yang ada, maka harapannya apa yang akan dicapai tertuang dalam visi yang jelas dan sesuai dengan profil pelajar Pancasila dan Tujuan Pendidikan Nasional. Nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif

          Untuk dapat menggali kekuatan-kekuatan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif melalui tahapan Bagja yaitu :  B-uat Pertanyaan, A-mbil Pelajaran, G-ali mimpi, J-abarkan rencana, dan A-tur eksekusi.

          Setelah melakukan Tahapan Bagja, maka kita yang ada dalam lingkungan sekolah sebagai warga sekolah dapat diharapkan dapat menerapkan budaya-budaya positif melalui pembinaan dan pembiasaan. Konsep budaya positif di sekolah adalah suatu pembiasaan-pembiasaan baik yang dibuat, disepakati dan ditaati oleh semua warga sekolah, yang dibuat berdasarkan nilai-nilai profil pelajar pancasila dimana guru berperan sebagai teladan, guru sebagai penuntun dan guru sebagai motivator sehingga guru dapat mendidik dengan baik sesuai dengan konsep Ki Hadjar Dewantara : Pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. dan kebiasaan itu terjadi secara terus-menerus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun