Pada Selasa, 19 September 2023 telah digelar program dari Mata Najwa dengan judul "3 Bacapres Bicara Gagasan"" yang digelar di Universitas Gajah Mada Yogyakarta telah menyedot banyak atensi publik. Program yang ditayangkan secara live streaming ini sudah ditonton lebih dari satu juta tayangan dan akan terus bertambah.
Tapi pertanyaannya apa hubungannya dengan tulisan saya kali ini?
Sebenarnya, setelah menonton program ini saya merasa, menguji gagasan para calon pemimpin bangsa memang sangat layak digelar di kampus-kampus.Â
Kenapa kampus? Karena para intelektual lahir dari kampus, baik mahasiswa dan dosen mereka adalah orang yang netral dapat menilai serta mengkritisi gagasan para calon yang hari ini akan bertarung di Pemilu.
Disini kita dapat menyaksikan bagaimana para calon membayangkan masa depan Indonesia melalui visinya, bagaimana mereka akan memperbaiki kepemimpinan sebelumnya, dan bagaimana mereka akan menjalankan program-program untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks di Indonesia.
Point pentingnya adalah, publik bisa mengenal dan menilai lebih detail seberapa layak ide-ide serta gagasan yang ditawarkan oleh para bakal calon.Â
Bukankah terlalu riskan bagi kita untuk memilih tanpa memahami betul siapa yang akan kita pilih? Ini seperti sedang mempertaruhkan masa depan untuk  bersama dengan orang yang salah.
Kita mengamini, bahwa Pemilu memang bukan ditujukan untuk memilih pemimpin yang paling sempurna, tapi setidaknya kita dapat terhindar dari pilihan yang terburuk. Itu mengapa penting bagi masyarakat untuk menggunakan hak pilih saat pemilu.
Tapi ini yang menjadi sebuah problematika mendasar, terutama di level akar rumput yang belum terbiasa dengan diskusi-diskusi yang dapat mempertajam pengetahuan.Â
Bayangkan saja, meskipun otonomi daerah telah dilakukan tidak hanya distribusi kekuasaan tapi juga dengan anggaran-anggaran yang besar. Tetapi sumber daya manusianya masih terabaikan.