Mohon tunggu...
Rosidin Karidi
Rosidin Karidi Mohon Tunggu... Human Resources - Orang Biasa

Dunia ini terlalu luas untuk ku. Menjadikan sadar semakin sedikit yang ku tahu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Madain Saleh, Jejak Keangkuhan Kaum Terlaknat

19 Oktober 2016   13:03 Diperbarui: 19 Oktober 2016   15:24 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
situs Madain Saleh, peninggalan kaum Tsamud | dokpri

Dari kejauhan nampak batu-batu besar menjulang diantara dataran pasir. Kering, hanya sedikit pepohonan dan perdu yang bisa tumbuh di sana. Sekitar 420 km utara kota Madinah arah Tabuk. Itulah Madain Saleh, sebuah situs peninggalan kaum Tsamud. Sebuah kaum yang hidup pada jaman Nabi Shaleh AS.

Perjalanan ke Madain Saleh, bisa ditempuh selama 5 jam dari Madinah. Melewati jalanan mulus tanpa rintangan yang membentang di antara gurun pasir dan bukit. Kesigapan dan konsentrasi sopir sangat dibutuhkan. Kesehatan kendaraan pun wajib diperhatikan. Kecepatan lebih dari 120 km per jam, lengah sedikit jelas berakibat fatal.

Sesekali kami berhenti untuk sekedar meluruskan kaki, mengisi tangki bensin dan membeli perbekalan. Maklum kami berangkat dari Madinah pukul 7.30 pagi. Meskipun sudah sarapan, rasa haus dan lapar tetap menjalar di leher dan perut.

Penunjuk arah menuju situs Madain Saleh | dokpri
Penunjuk arah menuju situs Madain Saleh | dokpri
Sekitar 20 km jelang pintu masuk, kami beristirahat sekaligus sholat. Tampak dikejauhan batu-batu besar menjulang, seperti peninggalan nenek moyang jaman batu di beberapa buku sejarah yang pernah saya baca.

Beberapa berbentuk undukan seperti manusia berbaris. Ada yang berbentuk kotak seperti roti tawar diiris rapih, ada seperti kepala manusia, ada seperti benteng, dan sebagian lainnya berbentuk batu yang terongok di atas pasir. Sebagian besar berjarak antara batu yang satu dengan lainnya.

Salah satu kampung tempat tinggal kaum Tsamud dari kejauhan | dokpri
Salah satu kampung tempat tinggal kaum Tsamud dari kejauhan | dokpri
Sejak tahun 2008, World Heritage Committee (WHC), sebuah lembaga dibawah naungan UNESCO telah menetapkan situs Madain Saleh sebagai warisan dunia. Dan merupakan tempat arkeologi pertama di Saudi Arabia yang diakui oleh UNESCO. Dan kini mereka berbenah, mengundang wisatawan berkunjung kesana.

Di pintu masuk, setiap pengunjung wajib melaporkan diri. Gratis. Saat ini, pengunjung yang masuk disarankan membawa mobil sendiri. Gunakan mobil yang sehat dan tetaplah berhati-hati berjalan. Jangan masuk ke jalan berpasir jika tidak mobil terjebak.

Pintu gerbang masuk wilayah Madain Saleh | dokpri
Pintu gerbang masuk wilayah Madain Saleh | dokpri
Beberapa infrastruktur tengah dibangun di area pintu masuk, namun saat ini belum siap. Terdapat beberapa gedung yang disiapkan sebagai display, museum, dan gift store. Area parkir nampak cukup luas disiapkan mampu menampung ratusan bis.

Menyusuri daerah Madain Saleh, seperti memasuki daerah penuh kesengsaraan. Hawa ketakutan dan kengerian masih dapat dirasakan. Gersang dan tandus menjadi gambaran umum sepanjang mata memandang. Undukan batu berukuran raksasa di atas pasir nampak tak beraturan.

Memasuki Madain Saleh, sangat penting mengetahui sejarah dan jejak para penghuni wilayah ini. Pahatan gunung hasil karya tangan kaum Tsamud menjadi bukti bahwa mereka diberikan kelebihan oleh Allah. Mereka mampu membelah bukit-bukit di lembah untuk rumah, ruang pertemuan, dan kuburan.

Ruang dalam tempat tinggal, sebagian berukuran 5 x 5 meter | dokpri
Ruang dalam tempat tinggal, sebagian berukuran 5 x 5 meter | dokpri
Lalu siapakah kaum Tsamud itu dan mengapa sekarang mereka tidak ada lagi serta bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim kala melewati daerah ini?

Semoga kita selalu dilindungi Allah SWT, tidak melihat langsung adzab yang menimpa kaum Tsamud, terlebih mengalami. Sungguh mengerikan.

Kaum Tsamud merupakan kaum keturunan kaum Aad yang hidup di jaman nabi Shaleh AS. Berbagai nikmat telah diberikan kepada kaum ini. Mereka hidup di lembah yang subur, penuh dengan sumberdaya kehidupan. Hal ini masih dapat dilihat dari landscape sisa reruntuhan. Kemampuan kaum Aad sebagai leluhur mereka, masih dijaga oleh Allah sebagai nikmat yang diturunkan kepada mereka. Kemampuan mendirikan istana-istana besar di tanah yang datar dan memahat gunung untuk rumah dan tempat tinggal.

Pamorama bebatuan tinggi menjulang mereka bentuk, mereka ukir menjadi tempat tinggal. Kondisi utuh batuan yang bertahan hingga ribuan tahun menunjukkan kualitas kerasnya batu. Namun mereka dapat memahat layaknya sebatang kayu.

Salah satu gunung yang dipahat menjadi tempat tinggal bagi kaum Tsamud | dokpri
Salah satu gunung yang dipahat menjadi tempat tinggal bagi kaum Tsamud | dokpri
Keangkuhan dan kesombongan membawa mereka pada kekafiran. Tidak mau bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah. Kemudian Allah menurunkan nabi Shaleh, dari kaum mereka sendiri yang mengajak kaum Tsamud beriman kepada Allah. Namun mereka menolak, menentang tidak sedikit pun beriman, bahkan menantang akan bukti kenabian Shaleh.

Atas ijin Allah SWT, nabi Shaleh diberikan mukjizat mengeluarkan unta betina dari celah batu sebagai bukti kekuasaan Allah. Nabi Shaleh meminta agar unta itu dibiarkan mencari makan dan tidak mengganggunya. Melihat kejadian tersebut, sebagian dari kaum Tsamud beriman, dan sebagian besar tidak. Bagi yang tidak beriman, kelakuan kaum Tsamud sangat keji, bukannya bertobat dan beriman malah membunuh unta tersebut.

Tempat para pimpinan kaum Tsamud mengadakan upacara dan pertemuan | dokpri
Tempat para pimpinan kaum Tsamud mengadakan upacara dan pertemuan | dokpri
Melihat keangkuhan kaum Tsamud tersebut membuat Allah murka dan membinasakan seluruh yang ingkar dan menyelamatkan nabi Shaleh beserta umatnya yang beriman. Gempa bumi dahsyat Allah datangkan yang membinasakan kaum itu ditempat tinggal mereka. Tidak sempat dan tak akan mungkin menyelamatkan diri. Sungguh azab yang keras dan pedih bagi kaum terlaknat.

Rasulullah SAW saat melakukan perjalanan ke Tabuk melintas daerah Madain Saleh, menyuruh rombongan agar menyegerakan langkah dan menangis. Ketakutan dan mohon ampun kepada Allah agar dijauhkan dari azab sebagaimana menimpa kaum Tsamud.

Referensi:

1.  Al-Hijr Archaeological Site (Madâin Sâlih)

2. About Madain Saleh

3. Mada’in Saleh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun