Mohon tunggu...
Rosid bahar
Rosid bahar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

berfikir jernih

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Filsafat Pendidikan Matematika

23 Januari 2021   18:53 Diperbarui: 23 Januari 2021   18:55 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA DI INDONESIA

Oleh : Rosid Bahar

Program Doktoral Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 

Universitas Negeri Yogyakarta

- Ideology Of Education

Masalah umum pendidikan di Indonesia adalah masalah yang terangkai oleh masalah lain. Diantaranya adalah ketika pendidikan dipandang sebagai komponen industri yang terus menyeret ke semua arah terkait pendidikan. Lembaga pendidikan praktis menjadi lembaga produksi penghasil bahan yang dituntut pasar.  Akibatnya, lembaga pendidikan hanyalah "pabrik" untuk memproduksi anak-anak. Masalah tersebut tak ubahnya Ideologi pendidikan Conservative yang menekankan pada pemikiran pragmatis yang menganggap peran pendidikan hanyalah pengantar untuk mendapatkan peluang kerja. (Marsigit:http://just4math.blogspot.com/2015/01/menggapai-jejaring-sistemik-dalam dunia.html)

Masalah selanjutnya yang dihadapi Indonesia adalah sistem pendidikan dan pola ajar berdasarkan paradigma bahwa manusia tidak tahu apa-apa. Ini terkait dengan cara/model guru memberikan arahan terhadap siswa. Guru masih sebagai center dalam memberikan pengajaran dan doktrinasi kepada anak-anak merupakan bagian dari praktik-praktik pendidikan yang terjadi saat ini. Padahal, seharusnya pendidik/guru terbaik adalah guru yang memiliki sifat liberal, humanis, progresif, sosialis dan demokrasi. (https://www.academia.edu/17853326/Politics_and_Ideology_of_Education)

Pertama adalah liberal, yaitu pendidkan yang universal dan terbebas dari praktik-praktik indoktrinasi. Proses pendidikan yang dilakukan harus berdasarkan satu sistem nilai untuk menanamkan gagasan, sikap, sistem berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu yang dimiliki oleh setiap peserta didik.

Kedua adalah humanis, yang berarti sistem pendidikan memfokuskan dairi pada hasil afektif, belajar tentang bagaimana meningkatkan kreativitas dan potensi peserta didik. Proses pendidkan bertujuan membangun kemampuan siswa untuk mengenali dirinya sendiri. Guru menempatkan posisinya sebagai fasilitator, dimana para guru memberikan motivasi belajar untuk peserta didiknya.

Ketiga progresif, yaitu pendidikan  yang menekankan bahwa hakikatnya pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan pada siswa, melainkan juga serangkaian aktifitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir siswa sedemikian rupa sehingga mereka dapat berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiah, seperti kemampuan menganalisis, dan pertimbangan termasuk bagaimana mereka menyimpulkan pilihan atau alternatif solusi atas permasalahan-permasalahan mereka.

Keempat adalah sosialis, yaitu pandangan bahwa semua orang berhak medapatkan pendidikan tanpa memandang status sosial. Peserta didik dari kalangan suku, agama, dan ras apapun memiliki pelayanan yang sama dan merata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun