Mohon tunggu...
Rosiana
Rosiana Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

A reluctant learner.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menjadi Mahasiswa Bermasalah Itu Nikmat

10 Oktober 2018   18:22 Diperbarui: 10 Oktober 2018   18:43 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iustrasi: Bernas.id

Siapa sangka di penghujung masa pendidikan ini ternyata akan bertemu cobaan yang mengguncang kesehatan mental? Ya, tidak pernah terbayang sebelumnya oleh saya akan seperti ini jadinya.

Siapa sangka akhirnya saya pun harus menerima diri bahwa saya adalah mahasiswa bermasalah? Tidak ada yang menyangka, termasuk diri saya sendiri.

Yah mau bagaimana lagi. Inilah kehidupan. Berbagai cobaan datang dari segala penjuru. Di dalam perencanaan studi, saya tak pernah memasukkan variabel masalah yang bisa menghancurkan mental saya. Bagaimana mau memasukkan. Terpikir saja tidak.

Dari awal ketika memustukan untuk melanjutkan studi S1 saya begitu idealis. Saya yakin bahwa segala macam cobaan akan bisa saya hadapi dengan mandiri. Saya begitu percaya diri karena masa-masa SMA saya terbiasa ditempa dengan berbagai masalah kehidupan.

Tapi ternyata, untuk kali ini. Saya jatuh sejatuh-jatuhnya. Bisa dibilang ini adalah titik terendah dalam kehidupan saya. Ini adalah masa-masa kritis dalam fase kehidupan saya.

Pasalnya, cobaan yang harus saya hadapi ini akibat dari kesalahan saya sendiri. Bukan karena orang lain. Bukan karena pengaruh lingkungan. Bodohnya saya baru menyadari diri bahwa saya ini 'bermasalah'. Ah ke mana saja saya selama ini?

Tapi ya sudahlah. Tak perlu terlalu lama menyesali. Karena itu hanya membuang waktumu saja. Bumi terus berputar, ia tak mau tahu apakah kamu mampu melanjutkan hidup atau tidak. Ia hanya akan terus berputar bersama manusia yang mau bangkit dari keterpurukannya. Bagi manusia yang memilih untuk tenggelam ke dalam kesalahannya ya harus siap ditinggalkan.

Tentu aku memilih untuk bangkit. Walau pun sulit, tapi aku yakin pasti ada jalannya. Walau pun pahit, tapi aku yakin pasti akan berakhir indah. Jadi jalani saja ujian ini.

Ya, ujian yang menyerang mental memang bukan perkara gampang. Semua ini berawal dari kesalahan konsep diri dan juga penerimaan diri yang keliru. Kalau dalam istilah kesehatan mental adalah self-acceptance. Di sini yang menjadi permasalahan.

Semua berawal dari kebiasaanku sejak kecil yang selalu mengalah dan memendam semua keinginanku. Aku bukan anak yang bisa dengan mudah mengutarakan apa yang aku pikirkan, rasakan, dan inginkan. Bagiku itu adalah hal yang sulit. Saking sulitnya, aku sendiri takut ketika membayangkan apa yang terjadi jika aku menyampaikan segala isi pikiranku. Pada akhirnya aku lebih memilih diam dan bersikap seperti semua baik-baik saja.

Konsep diri seperti itu aku yakini benar adanya dari sejak aku berumur sekitar 6 tahun hingga aku berumur 22 tahun. Ya, 16 tahun aku hidup bersama konsep diri yang keliru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun