Mohon tunggu...
Rosiana
Rosiana Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

A reluctant learner.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Cita-cita Mampu Kendalikan Diri

28 September 2017   06:19 Diperbarui: 28 September 2017   13:38 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Nonapandora.com

Berani mati itu basi, berani hidup itu prestasi. Kok bisa? Karena sebagian orang yang memilih ingin mati biasanya tidak tahan akan beban hidup. Sementara orang yang memilih untuk tetap hidup, mereka akan tertuntut untuk berani menghadapi masalah, berani menentukan cita-cita, sekaligus berani menjalaninya. Berani sukses dan berani gagal. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah: bagaimana bisa kita berani menentukan cita-cita jika kita kita sendiri saja belum mengenal makhluk seperti apakah cita-cita itu? Oleh karena itu, kita perlu mengenal terlebih dahulu makhluk macam apa sih cita-cita itu.

Pertama,dimulai dari hal yang paling sederhana. Setiap manusia tentu memiliki keinginan, bukan? Justru kita harus khawatir pada diri kita jika kita tidak punya keinginan, jangan-jangan kita bukan manusia. Tetapi keinginan yang dimiliki oleh manusia ini banyak macamnya. Cita-cita termasuk ke dalam salah satu bentuk keinginan yang ada dalam diri manusia. Di samping itu ada juga bentuk keinginan yang lain yaitu ambisi. Cita-cita dan ambisi ini memiliki perbedaan. 

Bedanya, cita-cita bersumber dari proses berpikir yang mendalam dan juga melibatkan perasaan. Tetapi kalau ambisi ini sumbernya bukan dari proses berpikir yang mendalam, melainkan dari nafsu atau hasrat yang tinggi untuk mendapatkan sesuatu. Dan terkadang ambisi ini sering kali memiliki makna negatif. Gampangnya kita bisa lihat saja di sekeliling kita, mungkin kita pernah melihat teman kita yang memiliki ambisi tanpa ditunjang dengan akal sehat sering kali menghalalkan segala cara dan cenderung hanya peduli pada dirinya sendiri. Semoga kita bukan termasuk golongan orang-orang ambisius yang seperti itu, ya!

Kedua,di samping memiliki peran penting terhadap sistem pengendalian diri, cita-cita juga berperan penting dalam kesuksesan karier. Tetapi tidak hanya cita-cita saja yang perlu diperhatikan agar kita mampu meraih kesuksesan karier. Ada banyak hal harus diperhatikan untuk meraih kesuksesan karier, salah satunya "passion"atau minat.Kita  tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah "passion", bukan?  Memang, cita-cita dan minat termasuk ke dalam dua hal penting yang dapat mempengaruhi kesuksesan karier. Lantas apa bedanya antara cita-cita dan minat? Cita-cita berperan sebagai penentu arah kesuksesan karier kita. 

Tanpa ada cita-cita yang jelas dalam berkarier maka kita pun akan kebingungan untuk menentukan dan menapaki jalan-jalan yang harus kita tempuh untuk mencapai kesuksesan karier kita. Akibatnya, kita akan mudah terombang-ambing oleh godaan-godaan yang menjauhkan diri kita dari kesuksesan karier. Sementara minat atau passionini berperan sebagai pendorong diri untuk mewujudkan cita-cita. Jadi, minat ini membantu diri kita untuk tetap bertahan dalam meraih cita-cita karier walaupun banyak kesulitan dan hambatan yang harus dilalui. Cita-cita dan minat ini tidak bisa dipisahkan, seperti yang dikatakan oleh sebuah pepatah "passion without contribution si nothing".

Terakhir, sebetulnya ada satu fakta menarik tentang cita-cita yang mungkin belum Anda ketahui sama sekali. Apa itu? Menurut Kelly McGonical, seorang instruktur psikologi di Universitas Stanford, sistem pengendalian yang ada dalam diri manusia sebetulnya diatur oleh tiga kekuatan yaitu: kekuatan "saya akan", kekuatan "saya tidak akan", dan kekuatan "saya ingin". 

Kekuatan "saya akan" adalah kemampuan untuk melakukan apa yang harus dan perlu kita lakukan, bahkan walaupun sebagian dari tubuh kita menolak untuk melakukannya. Sementara kekuatan "saya tidak akan" adalah kemampuan untuk tidak mengikuti setiap dorongan atau keinginan hati. Agar bisa berkata tidakketika kita harus mengatakan tidak, dan berkata yaketika kita harus mengatakan ya, kita memerlukan satu kekuatan lagi yaitu kekuatan "saya ingin". Apa itu kekuatan "saya ingin"? Kekuatan "saya ingin" adalah kemampuan untuk mengingat apa yang sesungguhnya kita inginkan, kita cita-citakan, dan kita impikan.

Jika kita hayati konsep sistem pengendalian diri yang digagas oleh Kelly McGonical, sebetulnya cita-cita merupakan bagian dari sistem pengendalian diri karena dengan adanya cita-cita yang jelas akan mempermudah diri kita untuk menjalankan sistem pengendalian diri dengan baik. Tanpa adanya cita-cita mungkin pengendalian diri yang kita lakukan akan menjadi semrawut. Sama halnya seperti kekuatan "saya ingin" yang ada pada sistem pengendalian diri menurut Kelly McGonical, kekuatan "saya ingin" juga merupakan bagian dari sistem pengendalian diri. 

Bedanya, cita-cita berperan sebagai data yang menunjukkan tentang apa yang sesungguhnya kita inginkan. Sementara kekuatan "saya ingin" berfungsi untuk mengingat data yang ditunjukkan oleh cita-cita. Sehingga keduanya saling bersinergi untuk menciptakan sistem pengendalian diri yang baik.

Itulah tiga fakta tentang cita-cita yang mungkin bisa membantu Anda untuk mengenal cita-cita. Kalau sudah kenal dengan cita-cita lantas tunggu apa lagi? Mari kita tentukan cita-cita besar kita mulai dari sekarang!

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun