"Lolos SNMPTN"Â
Sejak dahulu hal ini selalu menjadi dambaan bagi semua pelajar menengah keatas yang sedang menempuh pendidikan di kelas akhir. Akankah hal ini terulang kembali pada SNMPTN tahun ini? Semua teka-teki ini akan segera terjawab...
Rabu, Â 21 Februari 2018. Yakni hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh pelajar kelas 12 diseluruh Indonesia. Â Wajar saja, sebab saat itu akan menjadi langkah awal bagi mereka untuk saling bersaing memperebutkan kursi PTN favorit Indonesia.
Diawali dengan banyak sekali kebijakan baru akan SNMPTN akhir-akhir ini, diantaranya yaitu  dengan ditetapkannya penilaian seleksi bedasarkan akreditasi sekolah.Â
Banyak pro kontra yang terjadi atas kebijakan ini. Sekolah dengan akreditasi rendah, siswanya berkesempatan kecil untuk ikut bersaing dalam perebutan kursi SNMPTN. Bahkan untuk sekolah dengan akreditasi "A" pun hanya  50% dari siswanya yang dapat mendaftar SNMPTN.
Selebihnya ??
Pastinya mereka harus punya rencana cadangan untuk masuk PTN favorit yang mereka inginkan. Pengumuman penerimaan SNMPTN tahap 1 inilah yang mereka tunggu. Yaa, pada tanggal 21 Februari ini dapat dipastikan siapa saja yang bisa lanjut mengikuti SNMPTN, dan siapa saja yang harus banting stir dengan menyiapkan rencana lain.
Tentunya pasti banyak anak yang berharap lebih kepada SNMPTN. Â Padahal pada hakikatnya, Â SNMPTN bukanlah satu-satunya cara untuk dapat masuk Ke PTN, masih banyak jalan alternatif yang bisa dipilih para calon mahasiswa baru untuk dapat memiliki kursi PTN yang mereka inginkan.
Ketergantungan pada SNMPTN sering terjadi pada siswa, Â mereka menganggap bahwa dengan lolos SNMPTN mereka merupakan sosok yang cerdas karena dapat diterima di PTN lebih cepat dari rekan-rekan yang lainnya. Padahal, Â faktanya SNMPTN juga banyak mengantarkan mahasiswa-mahasiswi kepada jurusan yang salah..
Mengapa?Â
Kadang mereka memilih jurusan tanpa sebuah pertimbangan matang. Bukan karena kemampuan, Â melainkan hanya karena keinginan nafsu untuk bisa diterima di PTN favorit saja. Hal inilah yang menjadi PR bagi guru BK unuk menghapus stigma siswa mengenai pernyataan diatas. Â Sudah banyak kasus mahasiswa yang berhenti ditengah jalan karena tidak tahu bahkan tidak punya kompetensi pada jurusan yang ia ambil..