Akibatkan Acara Makan Bersama Jadi Tak Bermakna
Menjadi suatu tradisi dalam masyarakat, yang tidak tertulis tetapi dipatuhi bersama. Misalnya kalau sesama orang Padang, saling bertemu di negeri orang,maka saling bertegur sapa dilakukan dalam bahasa Padang . Tidak ada aturan tertulis. Tapi bila dilanggar, akan mendapatkan stigma negatif " Baru keluar negeri sudah lupa bahasa daerah "Â
Begitu juga dalam hal makan bersama keluarga Bagi  kebanyakan orang kalau waktu makan dilarang berbicara ,apa saja .Semua selesai makan baru boleh dibicarakan . Ada juga aturan yang mengharuskan supaya Ayah  yang sudah bersusah payah cari uang makan terlebih dahulu. Selesai ayah makan baru anak anak boleh makan. Tentu saja kita tidak berhak menilai tradisi orang lain .Â
Tapi untuk mengadopsi tradisi yang ada dalam masyarakat,itu adalah hak kita. Mana yang baik untuk ditiru dan mana yang tidak pas dengan kepribadian kita ,diabaikan. Karena mana yang baik bagi orang lain belum tentu baik juga bagi kitaÂ
Kebiasaan  kami
Bagi kami semua hal tersebut bukanlah suatu keharusan yang perlu dilaksanakan. Kalau kami sedang makan bisa saja ada yang berbicara mengenai sesuatu yang perlu disaampaikan. Atau sesuatu yang harus diketahui oleh kami semua. Jadi tidak ada larangan untuk berbicara sewaktu makan.
 Juga bagi kami makan bersama secara serentak, baik itu kakek nenek ,anak, mantu cucu dan lainnya boleh bersama  sekaligus. Tanpa ada aturan yang mana didahulukan. Kebiasaan ini berlaku bagi kami sejak dulu sampai sekarang. Tentu saja tetap ada norma kesantunan yang tetap dijaga . Misalnya tidak berbicara dengan mulut penuh berisi makanan. Tidak mrnggunakan sendok yang sudah digunakan untuk mengambil masakan yang dihidangkan untuk bersama.