Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menuai Apa yang Kami Tabur (Seri 142)

9 Agustus 2021   04:46 Diperbarui: 9 Agustus 2021   06:28 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abalone yang ditangkap (dok pribadi)/ foto : suami dan putera kami Irmansyah Effendi

 Sekilas Tentang  Abalone Australia

Kisah tentang Abalone yang konon tempo dulu merupakan makanan para raja dapat dibaca dalam berbagai versi. Kata "konon" dapat diartikan boleh jadi benar tapi mungkin juga hanya merupakan sebuah legenda 

Abalone memang ada dimana mana di lautan didunia ini ,hanya yang terbanyak terdapat di WA Australia yaitu disekitar Perth di pantai sekitar Burns Beach dan Ocean Reef .Setiap musim menangkap abalone ramai sekali pantai dipenuhi penangkap abalone .Baik dari penduduk disekitar tempat tersebut dan pendatang yang hanya hadir disaat penangkapan abalone .Dulu Abalone hanya ditangkap orang dari daerah asia saja,kemudian diikuti orang Eropa yang juga sudah membaur .

Kebanyakan pendatang yang hanya datang pada musim menangkap abalone saja mereka datang dengan naik pesawat dan kembali lagi setelah menangkap abalone. Setiap orang boleh menangkap 15 cangkang  abalone yang kalau dibersihkan berkisar 1 kg yang besar besar .

Sedangkan yang pas ukurannya berkisar 7 sampai 8 ons.Jadi kalau dikakulasikan dengan  biaya yang dikeluarkan masih banyak kelebihannya maka setiap penangkapan abalone banyak peserta dari luar yaitu dari Malaysia,Singapore dan Hongkong  yang penting punya license .License berlaku 1 tahun 50 dolar bisa dipakai sampai 5 x penangkapan abalone setahun ,jadi setiap kali 10 dolar.

sedang menangkap abalone(dok pribadi)
sedang menangkap abalone(dok pribadi)
hasil tangkapan ditangan kiri (dok pribadi)
hasil tangkapan ditangan kiri (dok pribadi)
Setiap kali mau menangkap abalone  kami pagi pagi sekali sudah siap siap untuk menuju tempat dimana abalone banyak terdapat dan mencari tempat untuk pakir.  Sepagi mungkin karena kalau agak kesiangan tempat parkir penuh. Jam 6 .15 am kami sudah keluar rumah menuju tempat pakir kira kira 5 menit dengan kendaraan .Disana sudah banyak kendaraan yang pakir .Jam mulai penangkapan jam 7 am sampai 8 am.

lokasi tempat pakir dekat tempat berburu abalone(dok pribadi)
lokasi tempat pakir dekat tempat berburu abalone(dok pribadi)
Ramai sekali orang menuju tempat berburu abalone ,yang punya license boleh menangkap 15 dengan ukuran yang sudah ditentukan.Bila ditangkap yang tidak sesuai dengan ukuran ,lebih kecil harus dikembalikan kelaut.Bila tidak kena denda 

Yang tidak punya license bila ikut mencari juga dikenakan denda 250 dolar .

Saya selalu menunggu diatas sambil mengambil foto foto dan tidak ikut masuk kedalam area berburu abalone.Disebabkan harus memasuki daerah yang curam dengan karang yang runcing seperti terlihat di gambar. Suami bilang :"Jangan ikut ya sayang, sangat berbahaya. Biar koko yang tangkap ya" 

Batasan yang harus dilalui menuju tenpat perburuan abalone yaitu karang yang curam dan runcing (dok pribadi)
Batasan yang harus dilalui menuju tenpat perburuan abalone yaitu karang yang curam dan runcing (dok pribadi)
Jam 7 tepat peluit berbunyi menandakan perburuan dimulai . Bila ombak besar sulit untuk mencari abalone sering pencari terjatuh dilanda ombak yang besar dan susah untuk berdiri kembali. Harus dibantu orang orang sekitarnya.

Dari tempat ketinggian saya dapat memantau semuanya dengan sangat jelas. Suami tidak mungkin bawa camera karena pasti akan terendam air dan rusak. Maka tugas saya adalah me monitor dan mengabadikan perburuan Abalone ini. Terkadang menyaksikan suami merangkak ditebing curam saya sangat kuatir. Tapi karena ada putera kami mendampingi saya agak lega 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun