Suatu waktu  kami memanfaatkan transportasi umum dengan menumpang Kereta Api di Stasiun  Joondalup Setibanya di Perth  Central Train Station, kami turun  Dan dari sini  rencana mau melanjutkan perjalanan ke Victoria Park.Â
Saat berjalan kami melihat dilantai menuju ruang  tunggu kereta api, tampak  ada tulisan yang yang terpahat dan dapat dibaca dengan jelas. Ternyata tulisan tersebut adalah catatan mengenai protes besar besaran yang pernah terjadi  Yang intinya menuntut Pemerintah Australia mengenai tranportasi kereta api antara Perth ke Fremantle, kota tua agar dibangun kembali. Akhirnya tranportasi Perth ke Fremeantle pulih kembali sebagai mana biasanya. Hal yang merupakan pengalaman pertama yang saya saksikan. Sangat sederhana tapi mengabadikan berbagai peristiwa sebagai catatan berharga bagi masyarakat.Â
Melihat adanya prasasti yang demikian ,saya teringat dinegara kita kalau mau buat prasasti membutuhkan jutaan uang kita baru bisa dibangun satu prasasti dengan upacara tertentu . Tetapi di Australia , mereka mengukir prasasti dengan ukiran biasa saja dan meletakkan dimana bisa dibaca oleh setiap orang yang lewat.
Terpikir oleh saya,seandainya kalau di Indonesia hal ini dapat diterapkan, maka ada banyak peristiwa yang dapat diabadikan  Hal yang tampak sepele tapi  banyak kejadian yang bersejarah dapat kita abadikan dengan biaya yang tidak memerlukan jutaan rupiah dan menunggu diresmikannya. Mengingat setiap ada acara seremonial menghabiskan dana yang tidak sedikit .
Selain prasasti yang bertebaran dimana mana ada juga prasasti seperti dinegeri kita yaitu kejadian atau bangunan yang pertama didirikan umpamanya The Circle Herritage Building yang terdapat di taman  Burswood dan banyak yang lainnya lagi.Herritage Building  ini letaknya cukup jauh dari lapangan pakir kendaraan,sehingga harus berjalan kaki untuk sampai kesana. Tapi sekaligus merupakan kesempatan untuk olahraga jalan kakiÂ
Kami datang pagi pagi sekali dihari minggu, karena kalau sudah siang tidak dapat tempat untuk pakir kendaraan.Umumnya warga berkunjung merupakan tempat rekreasi dan sekaligus merupakan tempat berolah raga berjalan kaki.
Menurut tulisan yang terdapat di prasasti  tercatat bangunan ini terdiri dari bahan perungu dan besi beton sebagai penyanggahnya. Tinggi 2,5 meter dan lebar  3 meter dan diresmikan oleh Walikota Kota Victoria Park,  Mick Lee, OAM, JP.
Dari prasasti ini terukir kehidupan warga Victoria zaman dahulu yang hidup disekitar Swan River yaitu sungai terpanjang di Western Australia yang panjangnya 60 km.
Seperti kata peribahasa, semakin banyak berjalan semakin banyak yang dapat dilihat dan dipetik pelajaran berharga. Sehingga setidaknya memahami sedikit tentang sejarah kota dimana kami tinggal.Â
Kesimpulan :
Setiap kali ada kesempatan kami berdua selalu memanfaatkan untuk mengunjungi berbagai destinasi yang menarik dan bernilai. Sehingga waktu tidak pernah terbuang secara sia sia dengan duduk bermenung di rumahÂ
Hal ini juga sekaligus menjauhkan kami dari rasa bosan  di negeri orang .Hal yang paling sering dialami oleh sesama orang Indonesia yang datang mengunjungi anak mereka di Australia Baru 2 minggu sudah mau pulang karena bosan tidak tahu mau kemana .
Memanfaatkan waktu yang berharga dengan menyaksikan  prasasti yang dipahat secara  sederhana untuk mengingatkan masyarakat tentang kejadian dulu yang pernah terjadi  setidaknya menghadirkan Pengetahuan bagi kami berdua tentang  pernak pernik sejarah di kota ini.Â
Hal ini jauh lebih berharga ketimbang menghabiskan waktu untuk berkunjung ke mall untuk window shopping ,yang tidak jarang menyebabkan tergoda untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan. Bagi kami hal ini merupakan rekreasi menarik dan sekaligus kesempatan belajar dan olahraga secara alami.Â
31 Mei 2021.
Salam saya,
Roselina.