Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menuai Apa yang Kami Tabur (Seri 62)

12 April 2021   04:23 Diperbarui: 12 April 2021   04:47 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto ketika sampai di Shoalhaven (dok pribadi)

Petunjuk arah untuk Adventure(dok pribadi)
Petunjuk arah untuk Adventure(dok pribadi)
Ketika melihat bebatuan yang terjal dan menjulang tinggi saya tertantang untuk mencoba mendaki.Walaupun sudah 20 tahun saya tidak pernah mendaki lagi yaitu ketika di Sumbar kami mendaki Gunung Singgalang dan gunung Merapi.

Kini dalam usia 70 lebih saya dan suami mencoba untuk mengalahkan diri sendiri dengan memilih Adventure di Shoalhaven.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Disini tidak ada tanda tanda petunjuk yang mengarahkan kita untuk keatas,kita harus mencari sendiri arah yang benar sehingga tidak kesamping.Ketika sudah setinggi 20 meter saya melihat kebawah,saya terkejut dan gentar karena tiba tiba merasa gamang .Saya menyadari bahwa saya telah berubah tidak seperti dulu lagi begitu tegar. 

Terus mendaki atau balik arah turun

Saya dan suami berpikir sebentar dan mencoba berpikiran positif yaitu meneruskan perjalanan dengan memotivasi diri supaya ke depannya tidak usah takut kalau mendaki bukit.Kami meneruskan pendakian yang terkadang melalui jenbatan gantung .sampai puncak Kami melangkah dengan sangat hati hati. 

Betapa takjubnya melihat pemandangan dari puncak keair mengalir dibawah  yang berkilauan kena cahaya matahari.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Setelah puas menjelajahi, kemudian kamipun menuju turun Mengingat turun lebih harus hati hati karena bebatuan licin supaya jangan sampai jatuh.Menjelang senja kamipun tiba kembali dipermulaan dengan tak kurang suatu apapun. Walaupun tubuh terasa lelah tapi hati kami lega,karena sudah mampu mengalahkan diri sendiri. 

Ketika sampai di Puncak (dok pribadi)
Ketika sampai di Puncak (dok pribadi)
Kesimpulan:

Kami merasakan perbedaan antara mendaki gunung sewaktu masih muda dengan melakukan hal yang sama tapi dalam usia berbeda. Ada perasaan gamang pada awalnya Hal yang dulu sama sekali tidak terpikirkan .

Kami bersyukur  akhirnya kami  bisa mengalahkan diri sendiri dengan suksesnya mendaki dan turun kembali .Kami juga bersyukur karena dengan usia kami yang sudah 7o lebih masih diberi kesempatan untuk mendaki biarpun tidak seperti orang lain yang mendaki puncak Mount Everest.

Olahraga lintas alam selain dari menghadirkan kesegaran sekaligus menjadi motivasi bagi kami berdua. Dan sekaligus melambungkan rasa syukur kepada Tuhan ,karena kami diberkati dengan kesehatan lahir batin .

12 April 2021.

Salam saya,

Roselina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun