Kampung Kelahiran Paus Johanes Paulus I
Ketika kami mengunjungi kediaman teman adik kami Maria Rosa di Falcade, kami diajak untuk ke desa kelahiran Paus Johanes Paulus I. Bertepatan waktu itu hari Minggu, maka kami kegereja yang kelihatan masih tampak berdiri kokoh dan dijaga keasriannya
Gereja kecil yang mirip dengan Kapel itu sudah sarat dengan umat ketika kami memasuki pintu gersang  Sehingga kami berpencar mencari tempat duduk yang kosong. Walaupun bangunan gereja relatif kecil ,tapi altarnya memiliki nilai artistik yang sangat tinggi .
Selama ibadah kami yang tidak mengerti bahasa Itali hanya bisa mengikuti misa dalam hati, begitu juga sewaktu menyanyi iramanya sama hanya saja kata katanya berbeda.Maka saat umat menyanyi dalam bahasa Italia kami menyanyikannya dalam bahasa Indonesia. Tentu saja dengan volume suara yang diminimalkanÂ
Ketika tiba giliran bersalaman kami juga ikut disalami oleh yang berada disekitar kami dengan ramah Tidak ada yang merasa aneh melihat tampang kami yang berbeda dengan mereka.Ketika misa selesai dan pastor memberi berkat terakhir,maka kesempatan ini untuk mengambil foto foto seadanyaÂ
Paus Johanes Paulus I yang terlahir dengan nama Albino Luciani, dilahirkan disebuah desa di Dolomite,sebelah utara Venesia pada tanggal 17 Oktober 1912.
Menurut adik kami nama "Luciani" adalah nama suku dari Albino yang kelak namanya  lebih dikenal dengan nama Johanes Paulus 1.Â
Albino meninggal dunia di Vatikan pada tanggal 28 September 1978 dalam usia yang masih relatif muda yakni 65 tahun. Â
Beliau dinobatkan sebagai Paus oleh gereja katolik pada tanggal 26 Agustus 1978 Â Hanya memerintah selama 33 hari karena pada tanggal 28 September 1978 beliau dipanggil Tuhan. Â Semua peristiwa ini tercatat di prasasti dibelakang gereja dalam bahasa Itali yang diterjemahkan adik saya.
Mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi gereja bersejarah ini tentu saja merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi kami berdua . Tidak banyak yang mendapat kesempatan ini. Kami bersyukur dikaruniai kesehatan lahir batin dan rejeki secukupnya sehingga dapat mewujudkan impian demi impian kami.Â
Dalam setiap kesempatan untuk melakukan travelling bersama suami tercinta, tidak pernah kami lewatkan dengan duduk santai di hotel maupun di tempat kami menginap.Â
Setiap waktu yang ada kami manfaatkan secara maksimal untuk berkunjung kedestinasi wisata ataupun berkunjung ke rumah kerabat dan teman teman.Â
Kali ini, seluruh hari kami isi dengan kunjungan tempat kelahiran Paus Johanes Paulus I dan ke gereja dimana Paus biasa mempersembahkan Misa.
Hal ini membuat kami begitu bahagia bisa mengunjungi tempat kelahiran Paus Johanes Paulus I yang pernah memimpin Umat katolik sedunia di Vatikan.Â
Kami bersyukur telah mendapatkan kesempatan yang tak ternilai ini selama hidup kami. Dan kebahagiaan kami semakin lengkap dengan adanya adik kami Margaretha bersama suaminya Sandro, yang sangat menyayangi kami. Rasanya suatu waktu ingin kami kembali agar dapat merasakan suasana kekeluargaan yang tulus.Â
Semoga setiap orang yang membaca tulisan saya ini suatu waktu dapat meraih cita cita hidupnya.Â
17 Maret 2021.
Salam saya,
Roselina