https://pixabay.com/id/photos/gadis-duduk-dermaga-sedih-malam-
Pengalaman Hidup Terkadang Bertolak Belakang Dengan Teori
Secara teoritis ,bila kita meminjamkan sejumlah uang kepada orang lain.,berarti suatu waktu,uang yang dipinjamkan akan kembali lagi kepada kita.Terlepas dari masalah ada tidaknya keuntungan yang akan diperoleh dari hasil meminjamkan uang tersebut Jadi secara teoritis ,meminjamkan berarti akan menerima kembali apa yang sudah dipinjamkan .Akan tetapi sudah tak terhitung kalinya terbukti,bahwa teori yang dipelajari dibangku kuliah ,tidak menjamin akan dapat menjadi kenyataan di dalam kehidupan yang sebenarnya.
Mengapa?
Kalau kita meminjamkan  berarti kita mengharapkan pengembalian dari pinjaman tersebut.Kalau kita sudah mengharapkan pengembalian dan ternyata tidak terjadi seperti yang diharapkan, maka akan mengakibatkan beberapa reaksi ,antara lain:
kita bisa jadi marah dan kesal sehingga mengganggu kehidupan kita.
teman atau sanak family yang dipinjamkan selalu menghindar setiap kali dicari
akibatnya putus hubungan kekeluargaan atau persahabatan dan uang yang dipinjamkan lenyap
berarti ,meminjamkan akan beresiko 3 kali menderita kerugian ,yakni hilang uang,hilang sahabat dan hati kita terluka
Memang tak elok bila kita menyama ratakan semua orang,karena tentu saja masih ada orang, Â yang setelah dipinjamkan ,akan mengembalikan lagi seutuhnya sesuai janjinya
Tapi daripada mengambil resiko yang tidak perlu,maka alangkah eloknya,kita mengambil cara yang aman,yakni melakukan social distancing dalam hubungan pinjam meminjam.
Maka demi untuk menghindari jangan sampai kita kehilangan sahabat ataupun putus hubungan kekeluargaan dan sekaligus uang yang dipinjamkan tidak pernah akan kembali lagi,maka  kalau ada teman yang mau pinjam uang sebaiknya kita berikan secara ikhlas sesuai kemampuan diri.
Prinsipnya ,karena  kita memberi dan tidak mengharapkan pengembalian  ,maka kita tidak akan kehilangan teman ataupun putus hubungan kekeluargaan Sebaliknya hati kita  lega dan yang diberikan juga menerima tanpa beban. Jadi disana senang disini senang
Berbagi sepotong pengalaman hidup
Sejak hidup kami berubah ,setelah hidup menderita bertahun tahun,maka suami sering menjadi Sinterklas bagi teman temannya.Tentu saja bagi saya sama sekali tidak masalah Tapi sayangnya, mulai ada yang minjam uang,dengan alasan :"istri mau melahirkan, nenek meninggal dan seterusnya,tapi setelah meminjam uang ,tidak pernah  kembali lagi. Hal ini berlangsung terus ,bahkan ketika perusahana kami mengjhadapi masalah serius dalam hal keuangan. Apalagi uang yang dipinjamkan  ,ternyata bukan digunakan bagi keperluan keluarganya,tapi digunakan untuk judi .
Karena suami tidak bisa tidur,kalau ia menolak orang minjam uang,maka saya minta agar dalam kondisi hadapi masalah serius,bukan hanya keuangan perusahaan tapi keuangan keluarga ,biarkanlah saya yang memegang ,sehingga suami terbebas dari rasa bersalah,karena menolak permintaan temannya. Sejak itulah hingga selanjutnya,suami tidak lagi merasa terbeban dalam hal urusan pinjam meminjam uang Dan saya menerapkan,lebih baik memberi sesuai kemampuan ,karena tidak akan membebani hidup kita dan hidup orang yang membutuhkan
Kesimpulan
Ketika kita memberi dengan ikhlas,maka hati kita senang dan yang menerima juga tanpa beban,Hal yang akan semakin mempererat hubungan persahabatan,maupun hubungan kekeluargaan, Tapi sebaliknya bila meminjamkan,maka bersiap siaplah untuk menerima 3 resiko yang sudah dijelaskan diatas,yakni hiang uang,hilang sahabat dan hati kita akan terluka. Saya masih ingat pepatah kuno dari Cina :"Kalau meminjamkan,maka jangan pernah menagih" .
12 Mei 2020.
Salam saya,
Roselina