Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tenggang Rasa, Diawali dari Keluarga

24 Januari 2020   04:27 Diperbarui: 24 Januari 2020   04:52 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen Roselina/ket.foto: bersama komunitas Indonesia di KJRI Perth,berbeda tapi satu :Indonesia

Kami bersaudara semua ada 10 orang ,kalau ibu kami sudah siap memasak makanan ,maka kami boleh makan dulu siapa yang merasa lapar,asal tahu saja tidak mengambil makanan sesukanya melainkan secukupnya saja Karena harus mengingat masih ada 9 saudara lagi yang belum mencicipi masakan tersebut.

Tidak ada aturan tertulis dirumah kami,tapi karena sejak kecil,kami semua sudah terlatih dalam hal ini,maka kami sudah memahami dengan baik,bagaimana mempraktikan tenggang rasa tersebut dalam kehidupan kami.

Kebiasaan ini  sudah melekat pada diri kami,sehingga terbawa sampai kami dewasa.Walaupun  tidak ada larangan untuk memakan masakan ibu hanya saja harus tahu memperhitungkan saudara saudara yang lain 

dokumen Roselina/bersama komunitas Indonesia di festival
dokumen Roselina/bersama komunitas Indonesia di festival
Pengalaman Lainnya

Pernah terjadi dirumah  putri kami ,ada anak temannya yang numpang dirumah tinggal sementara mencari rumah kontrakan Sore itu,  saya masak ayam goreng sepiring penuh,untuk santap malam bagi kami sekeluarga. 

Usai tugas memasak, maka karena ada urusan,maka   kami pergi keluar rumah Ketika kami kembali  dan bersiap untuk  makan  malam. ternyata ayam yang sepiring itu sudah tidak ada lagi Ternyata sudah habis dimakan oleh Joni (bukan nama sebenarnya)

Begitu juga keesokan harinya sudah kami pesan,bahwa makanan adalah untuk semua orang,jadi  jangan dimakan semua  Tapi kenyataan masih sama saja, sehingga kami terpaksa memberi jatah pada Joni Mana  yang boleh  dan tidak boleh biarpun sebenarnya kami tidak enak melakukan seperti itu,tapi terpaksa melakukannya.

Hal ini menandakan,bahwa Joni,sejak kecil tidak dibiasakan oleh orang tuanya,untuk hidup tengang rasa,sehingga begitu menengok peluang,maka ia sama  sekali tidak peduli akan tenggang rasa.

Anak anak yang sudah terlatih hidup bertenggang rasa sejak sedini, kelak  diharapkan akan menjadi manusia yang memiliki rasa toleransi yang tinggi.tehadap sesama dan mampu bergaul dalam segala keberagaman,tanpa merasa canggung

24 Januari 2020.
Salam saya,
Roselina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun