Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Festival Indonesian Food

29 Oktober 2019   04:16 Diperbarui: 29 Oktober 2019   07:52 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan untuk mendapatkan tempe saja jarang ada yang menjual. Sesekali ada toko Asean yang menjual tempe mentah, tapi itupun harus dipesan terlebih dulu.

Jumpa orang Indonesia ,Silent Reader Kompasiana

bersama teman KJRI dan GWJ dokumen Roselina
bersama teman KJRI dan GWJ dokumen Roselina

Ketika kami sedang berjalan dari satu tenda ke tenda lainnya, tiba tiba ada yang menyapa, "Maaf, Bapak dan ibu Tjiptadinata kan? Saya Sri, sering baca tulisan bapak ibu di Kompasiana.Saya senang sekali, karena isi tulisan yang sangat inspiratif dan berhubungan langsung dengan pernak pernik kehidupan," katanya.

Kami pun diajak menemui teman teman dari KJRI dan GWJ berkenalan sambil berfoto bersama sebagai kenang-kenangan.

Kemudian Ibu Sri mencari suami dan memperkenalkan pada kami. Tentu saja, peluang ini,tidak kami sia siakan dan  sebagai kenangan berjumpa dengan keluarga ibu Sri kami membuat foto bersama.

bersama keluarga Bu Sri Purtini dokumen Kiriman dari Bu Sri
bersama keluarga Bu Sri Purtini dokumen Kiriman dari Bu Sri
Ada Batas Jam Maksimum Parkir

Sesungguhnya, teman teman masih mau melanjutkan pembicaraan, tapi kami melihat jam pukul 11.20 sedangkan karcis pakir kami hanya berlaku sampai 11.35.

Karena tempat pakir lumayan jauh dari tempat acara, maka kami mohon diri supaya tidak kena denda.

Disini tiket parkir berlaku sepanjang waktu. Maksudnya bila ditempat lain hanya wajib bayar parkir hanya pada hati Senin hingga Jumaat, tapi disini sepanjang waktu, harus bayar tiket parkir, yang tarifnya 5 dolar per jam atau senilai 50 ribu rupiah.

Selain dari aneka ragam kuliner, juga tampak berjejeran berbagai tenda yang memajang mulai dari pakaian, tas tangan dan aneka ragam karya seni untuk dijual bagi para pengunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun