Sehabis misa kami keluar menuju pintu belakang gereja. Di sana tampak banyak barang-barang bekas yang masih bagus-bagus dipajang di atas meja panjang dan dijaga oleh seorang ibu-ibu yang memegang sebuah kotak tempat duit.Â
Ketika ada yang mau membeli barang tersebut dan menanyakan harga barang, sang ibu menjawab, "Terserah mau bayar berapa boleh saja, tidak usah malu-malu. Tetakan uangnya di sini dan ambil barangnya."
Ada seorang ibu mengambil rantai untuk anak gadisnya dan dia mau membayar dengan harga 5 dolar. Tapi uangnya dua puluh dolar, maka dia mengatakan pada ibu tadi, "Lima dolar saya ambil rantai ini, jadi kembalikan uang saya 15 dolar". Maka si ibu mengembalikan uang sebanyak 15 dolar pada ibu tersebut.
Salah satu seni berbelanja di pasar bagi umumnya kaum wanita adalah bisa tawar-menawar. Bukan  masalah pelit, tapi membeli setelah tawar-menawar rasanya punya keasyikan tersendiri, ketimbang berbelanja di Supermarket yang harganya tidak bisa ditawar.
Apalagi belakangan ini sudah banyak Supermarket yang menerapkan self services. Jadi kita memilih barang yang dibutuhkan dan membayar sesuai harga tertera pada mesin pembayaran dengan menggunakan kartu Debit atau kartu Kredit.
Ada juga mesin yang khusus melayani pembayaran dengan uang tunai dan kalau ada pengembalian maka mesin akan  mengembalikan uang kita hingga ke nilai terkecil.
Keunikan seperti ketika berbelanja di pasar tradisional sudah tidak ada lagi.
Pilih Barang dan Tentukan Harganya
Hari Minggu kemarin ketika saya dan suami mengunjungi  semacam garage sale, ada beragam jenis barang yang dipanjang, Dari kelengkapan dapur hingga barang pajangan dan lukisan, serta aneka ragam buku.
Saya melihat banyak buku-buku yang ada disana kebanyakan buku memasak berbagai masakan. Saya  mencari buku untuk menjahit rajutan benang atau kita katakan buku untuk membuat rajutan sal, topi dan sebagainya.
Kebetulan ada satu, walaupun tidak  persis seperti apa yang saya inginkan, namun isinya lumayan menarik. Maka walaupun tidak lengkap tapi bolehlah.Â
Maka saya mengambil buku tersebut dan mencari cari uang logam saya, kebetulan ada satu lalu saya masukkan ke dalam kotak yang dipegang oleh seorang wanita, relawan di sana.