Mohon tunggu...
Rosda Yanti
Rosda Yanti Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Writing, baking, traveling

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Melahirkan dengan Cara Induksi dan Operasi Caesar

24 November 2022   23:58 Diperbarui: 25 November 2022   09:50 5621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

20 November 2020 adalah HPL (Hari Perkiraan Lahiran) anak pertama kami. Usia kandunganku memasuki minggu ke 40, namun aku belum juga merasakan kontraksi.

Dari awal kehamilan, kondisi kesehatanku dan posisi bayiku oleh dokter dinyatakan aman untuk lahiran normal. Namun lahiran normal hanya terjadi bila ada kontraksi.

Pada saat kontrol, dokter kandungan memeriksa keadaan bayiku lewat USG. Semua dalam kondisi baik dan air ketuban pun aman. Pada saat periksa dalam, dokter bilang posisi bayi udah di pinggul tapi belum pas banget turun.

Dokter kemudian merekomendasikan untuk aku diinduksi dalam 1x24 jam untuk merangsang kontraksi. Kata dokter bisa aja sih nunggu 3 hari lagi atau seminggu lagi untuk ada kontraksi, tapi kemungkinan kecil terjadi dan lagi pula bisa-bisa ketubannya udah nggak bagus. Jadi aku dan suami setuju untuk melakukan induksi persalinan hari itu.

Induksi persalinan adalah suatu cara yang dilakukan untuk menstimulasi rahim agar berkontraksi sehingga bisa mempercepat proses persalinan normal.

Kami diarahkan ke ruang kebidanan untuk tes CTG. Sejenis tes untuk mengecek detak jantung bayi dan tingkat pergerakannya di dalam perut.

Setelah selesai dengan urusan administrasi, cek darah dan photo rontgen bagian dada, dimulailah proses induksinya.

Induksi pertama adalah dengan pemberian obat prostaglandin. Obat ini dioleskan di sekeliling leher rahim. Obat ini diharapkan dapat membantu proses pematangan leher rahim dan merangsang kontraksi.

Induksi ini diberikan sekitar jam 12 siang, nantinya akan dipantau dalam 6 jam kemudian. Pada saat induksi ini, aku belum merasakan kontraksi atau rasa sakit apapun. Biasa aja. Sembari menunggu obatnya bekerja, aku juga aktif bergerak dengan menggunakan gym ball yang tersedia di ruang bersalin.

Beberapa waktu kemudian mulai terasa sedikit mules tapi tidak begitu sakit. Masih dalam tingkat yang ramah. Saat itu kami dianjurkan juga untuk jalan-jalan di sekitar RS biar bayinya lebih cepat turun. Kami jalan ke kantin dan aku masih makan dengan lahap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun